Not a member of Pastebin yet?
Sign Up,
it unlocks many cool features!
- STORRY OF AKAMSI
- Anak Kampung Sini Mereka Tak Lahir di Jalanan, Mereka Diciptakan oleh Luka
- - BAB I: 1995 - Awal dari Segalanya
- Tahun 1995.
- Di sudut kota tua yang sudah mulai kehilangan harapannya, berdirilah satu keluarga kecil namun hangat keluarga Rakhimov-Allister.
- Aron Rakhimov, pria berdarah Tionghoa-Kaukasia, pekerja keras yang dikenal di pelabuhan dan pasar. Jenny Allister, wanita penuh kasih, yang tak pernah lupa mendoakan suaminya setiap pagi dari jendela rumah reyot mereka. Mereka memiliki empat anak laki-laki: Jang, Dow, Danz, dan Bobby Rakhimov.
- Jang si sulung adalah harapan keluarga. Mahasiswa dengan prestasi cemerlang, simbol bahwa keluarga ini punya masa depan. Masa depan yang direnggut… hanya dalam satu malam.
- - BAB II: 1998 — Api yang Tak Pernah Padam
- Kerusuhan rasis merebak pada tahun 1998.
- Masyarakat yang dibakar oleh provokasi dan kebencian membabi buta melampiaskan amarah pada siapa saja yang berwajah Tionghoa. Di tengah kerumunan yang mengamuk, rumah keluarga Rakhimov menjadi lautan api. Aron dan Jenny dibantai. Tidak ada keadilan. Tidak ada aparat. Hanya teriakan dan darah di aspal.
- Empat anak itu sendirian. Dunia tak hanya membunuh orang tua mereka, tapi juga menghancurkan masa kecil mereka.
- Dendam mulai tumbuh. Tapi tangan kecil mereka belum cukup kuat untuk mencengkeram senjata. Yang bisa mereka genggam hanyalah rasa sakit dan tekad untuk bertahan.
- - BAB III: 1999 — Kota Pelarian Bernama MAYDAY
- Mereka pergi.
- Melarikan diri dari kota kelahiran yang kini hanya menyisakan trauma dan nisan.
- Kota Mayday menjadi pelabuhan mereka berikutnya. Kota yang tak bertanya dari mana kamu berasal, tapi menguji apakah kamu cukup kejam untuk bertahan.
- Jang, Dow, Danz, dan Bobby hidup dalam bayang-bayang, bekerja apa saja: kuli, tukang, pencopet, hingga calo pasar gelap. Legal atau ilegal, tak ada bedanya semua demi bertahan hidup. Mereka belajar bahwa di kota ini, hukum adalah ilusi dan keadilan harus dibuat sendiri.
- Dalam lorong-lorong kelam itulah mereka bertemu orang-orang seperti mereka: anak-anak kampung, korban sistem, korban sejarah. Mereka tidak sempurna, tapi mereka satu darah: anak-anak yang dibentuk oleh luka dan kehilangan.
- - BAB IV: Lahirnya Nama — AKAMSI
- Dari bara dendam dan kelaparan, lahirlah satu nama:
- AKAMSI
- Anak Kampung Sini
- Awalnya hanya sebutan internal untuk menunjukkan bahwa mereka bukan orang luar, mereka adalah "anak sini". Tapi seiring waktu, nama itu berubah jadi simbol: "Simbol perlawanan. Simbol bahwa mereka bukan lagi korban."
- AKAMSI menjadi keluarga baru, struktur baru, dunia baru yang berjalan di jalur kriminal tapi dengan prinsip: melindungi mereka yang dilupakan sistem, membalas yang tidak terbalaskan, mengambil alih dunia yang menolak mereka.
- - BAB V: Darah Masih Belum Dibayar
- Tahun demi tahun berlalu, AKAMSI berkembang. Dari sekadar geng kecil, mereka mulai menguasai distribusi pasar gelap, pemerasan, pengamanan liar, hingga kontrol distrik kumuh. Tapi mereka bukan sekadar geng mereka adalah organisasi yang punya cerita.
- Di dalam setiap anggota AKAMSI tertanam satu pesan dari pendirinya:
- "Kita bukan pembunuh, kita bukan penyelamat. Kita adalah bayangan di dunia yang tidak pernah memberi kita tempat. Jadi kita ciptakan tempat itu sendiri."
- Namun, satu hal belum mereka capai.
- Balas dendam yang sesungguhnya… masih menunggu.
- Dan dunia yang dulu membakar mereka, belum tahu:
- AKAMSI belum selesai. Mereka baru memulai.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment