Advertisement
titounnes

etnosains-latex

Nov 28th, 2020
58
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 12.05 KB | None | 0 0
  1. \chapterimage{band1.png}
  2. \renewcommand{\chaptername}{BAB}
  3. \renewcommand{\figurename}{Gambar }
  4. \chapter{Bekam dan Kerokan Dalam Kajian Sains}
  5.  
  6. \section{Tujuan Pembelajaran}
  7.  
  8. \begin{sloppypar}
  9. Setelah mempelajari topik ini mahasiswa dapat
  10. \end{sloppypar}
  11.  
  12. \begin{enumerate}
  13. \item menerapkan metode ilmiah dalam menjelaskan fenomena
  14. \item menemukan teori-teori terkait sifat-sifat empiris gas yang berkaitan dengan pandangan masyarakat mengenai kerokan atau bekam
  15. \item menyusun hipotesis untuk membuktikan pendapat masyarakat terkait dengan kebiasaan kerokan dikaitkan dengan sifat empiris gas
  16. \item menyusun langkah-langkah untuk menganalisis proses kerikan atau bekam dikaitkan sifat empiris gas
  17. \item mengkomunikasikan hasil secara obhejtif keterkaitan proses kerikan atau bekam dengan sifat empiris gas
  18. \end{enumerate}
  19.  
  20. \section{Pengantar Materi}
  21.  
  22. \begin{sloppypar}
  23. Sebelum kita mulai aktivitas belajar, marilah kita pelajri beberapa sifat empiris gas, yaitu sifat-sifat gas yang dapat diamati, diukur dan diuji keterkaitan satu sifat dan sifat lainnya. Mengapa kita perlu mempelajarinya, karena masyarakat percaya bahwa kerikan atau bekam dapat menyembuhkan "masuk angin", dan aktivitas kerokan atau bekam adalah upaya untuk mengeluarkan "angin jahat" dari dalam tubuh (pembuluh darah) melalui pori-pori. Dengan demikian materi kimi yang relevan dengan fenomena ini adalah sifat empiris gas.
  24. \end{sloppypar}
  25.  
  26. \begin{sloppypar}
  27. Perpindahan gas merupakan suatu akibat yang terjadi ketika dua reservoar dalam sistem terbuka mengalami perubahan keadaan. Perubahan keadaan tersebut meliputi perubahan keadaan temperatur, volum dan tekanan. Dengan perpindahan materi gas dari reservoir pertama ke reservoir kedua dan sebaliknya maka kedua reservoir akan mencapai keadaan setimbang.
  28. \end{sloppypar}
  29.  
  30. \subsection{Hubungan tekanan dan volum gas }
  31.  
  32. \begin{sloppypar}
  33. Hubungan tekanan dan volum gas sangat menarik perhatian manusia sejak dulu. Jika kita amati, ketika balon kita isi gas, permukaannya makin lama makin tegang, ini menunjukkan bahawa terjadi peningkatan tekanan udara dalam balon. Ketika mulut balon dibuka, maka gas akan keluar. Hal ini disebabkan adanya perbedaan keadaan antara reservoir di dalam balon dengan reservoir di luar balon. Ketika udara dalam balon keluar, permukaan balon makin lama makin lembek, hal ini menunjukkan hubungan bahwa semakin banyak udara dalam balon semakin tinggi tekanan udara dalam balon dan sebaliknya.
  34. \end{sloppypar}
  35.  
  36. \begin{sloppypar}
  37. Jika kita bayangkan partikel udara sebagai manusia, sedangkan balon adalah sebuah ruangan. Ketika sejumlah orang masuk dalam ruangan, interaksi antar manusia di dalam balon akan meningkat. Dinding ruangan sesekali akan menerima tekanan ketika orang dalam ruang bergerak mendesak dinding (mendorong, bersandar). Semakin banyak orang masuk dalam ruangan tersebut makin banyak orang yang akan berada di sekitar dinding ruangan. Hal ini berakibat tekanan pada dinding akan meningkat. Jika scara terus menerus orang masuk ke dalam ruangan, pada suatu ketika bukan tidak mungkin dinding itu roboh karena tidak kuat dalam menahan tekanan. Lebih jelasnya perhatikan ilustrasi dalam Gambar \ref{fig:1_1}.
  38. \end{sloppypar}
  39.  
  40. \begin{figure}[h]
  41. \centering
  42. \includegraphics[width=0.5\textwidth]{p_vs_v.jpg}
  43. \caption{\label{fig:1_1}Pengaruh Volum Ruang Terhadap Tekanan Gas}
  44. \end{figure}
  45.  
  46. \begin{sloppypar}
  47. Melalui sebuah eksperimen menggunakan peralatan seperti yang disajikan pada Gambar \ref{fig:1_2}, Robert Boyle seorang peneliti berkebangsaan Perancis, mencoba merumuskan hubungan matematis antara volume dan tekanan. melalui sebuah persamaan maka Boyle bisa meramalkan berapa tekanan yang akan teramati jika kita masukkan sejumlah gas. Melalui pemodelan matematis ini kita bisa menggunakan hasil penemuan Robert Boyle yang kita kenal dengan Hukum Boyle \citep{atkins2010atkins,Chesick1964} untuk menjelaskan berbagai fenomena yang ada di sekitar kita yang terkait dengan sifat gas.
  48. \end{sloppypar}
  49.  
  50. \begin{figure}[h]
  51. \centering
  52. \includegraphics[width=0.9\textwidth]{boyle's_law.png}
  53. \caption{\label{fig:1_2}Percobaan Boyle}
  54. \end{figure}
  55.  
  56. \subsection{Hubungan temperatur dan volum gas}
  57.  
  58. \begin{sloppypar}
  59. Seorang peneliti lain yang juga berkebangsaan Perancis, yang bernama Jacques Charles mencoba menyelidi faktor lain yang mempengaruhi volum. Dia mempelajari hasil penyelidikan Robert Boyle dan mencoba menerapkan mengmbangkan untuk menemukan faktor lain selain tekanan.
  60. \end{sloppypar}
  61.  
  62. \begin{sloppypar}
  63. Melalui sebuah rancangan alat seperti pada Gambar \ref{fig:1_3}, Charles menyelidiki bagaimana temperatur mempengaruhi volum. Ketika temperatur gas dinaikkan pergerakan partikel akan meningkat dengan cepat. Peningkatan pergeralan ini mengakibatkan tumbukan antar partikel makin cepat, sehingga jarak antar partikel merenggang. Dengan peningkatan kecepatan gerak partikel, maka tumbukan partikel ke dinding pun makin kuat dan sering terjadi. Akibatnya dinding ruang terdesak keluar yang menyebabkan volum ruang meningkat. Hasil penemuan Charles digunakan untuk menciptakan balon udara sebagai alat transportasi udara masa itu.
  64. \end{sloppypar}
  65.  
  66. \begin{figure}[h]
  67. \centering
  68. \includegraphics[width=0.5\textwidth]{charles law.png}
  69. \caption{\label{fig:1_3}Hasil Percobaan Charles}
  70. \end{figure}
  71.  
  72. \begin{figure}[h]
  73. \centering
  74. \includegraphics[width=0.3\textwidth]{balon.jpg}
  75. \caption{\label{fig:1_3}Balon Udara Sebagai Hasil Penelitian Charles}
  76. \end{figure}
  77.  
  78. \subsection{Hubungan temperatur dan volum gas}
  79.  
  80. \begin{sloppypar}
  81. Melalui percobaan Boyle dan Charles, kita mengetahui tiga sifat empiris (sifat yang dapat diamati) dari suatu gas. Jika tekanan dipengaruhi oleh volum, dan volum dipengaruhi oleh temperatur maka kemungkinan tekanan dan temperatur pun saling berkaitan. Orang yang mencoba menyelidiki hubungan tersebut adalah Joseph Louis Gay-Lussac, yang juga ilmuwan berkebangsaan Perancis. Penemuan ini nantinya menjadi dasar Penemuan mesin Uap James Watt (Gambar \ref{fig:1_4}) yang memicu revolusi industri yang sekarang kita sebut sebagai Revolusi Indiustri 1.0.
  82. \end{sloppypar}
  83.  
  84. \begin{figure}[h]
  85. \centering
  86. \includegraphics[width=0.3\textwidth]{steam_engine.png}
  87. \caption{\label{fig:1_4}Mesin Uap karya James Watt}
  88. \end{figure}
  89.  
  90. \section{Aktivitas Belajar}
  91. \begin{sloppypar}
  92. Setelah kita mempelajari bagaimana penemuan-penemuan para ahli dipicu oleh fenomena-fenomena keseharian. Melalui penyelidikan yang mendalam dan objektif fenomena-fenomena tersebut memicu penemuan besar yang mampu mengubah wajah dunia dari perbagai aspek mulai dari ilmu pengetahuan (sains), teknologi, engimering dan atematika (STEM), bahkan mengubah tata kehidupan masyarakat, hukum dan sosial budaya (lahirnya faham liberalism dan komunisme). Mari kita coba lihat fenomena yang ada di sekitar kita, sebagai contoh tradisi "kerokan" dan "bekam/kop" (Gambar \ref{fig:1_5}) yang biasa dilakukan masyarakay dari beberapa suku untuk mengatasi penyakit. Orang jawa sering menyebut dengan istilah "masuk angin".
  93. \end{sloppypar}
  94.  
  95. \begin{figure}[h]
  96. \centering
  97. \includegraphics[width=0.3\textwidth]{kerokan.png}
  98. \caption{\label{fig:1_5}Bekam dan kerokan}
  99. \end{figure}
  100.  
  101. \begin{sloppypar}
  102. Kita akan memulai akitivitas penyelidikan dengan membuat analisa untuk mencari hubungan antara aktivitas menggosok uang logam di permukaan kulit atau menggunakan gelas/mangkuk yang dipanaskan sebagai upaya melakukan perubahan variabel-variabel yang berhubungan dengan sifat gas (sifat empirik), agar terjadi perbedaan keadaan antara gas di dalam tubuh dengan di luar tubuh. Untuk itu disediakan sejumlah data yang didasarkan pada hasil wawancara dan juga kuesioner yang bisa digunakan sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dan tidak berkaitan dengan permaaslahan yang sedang kita selidiki. Data kuesioner disajikan pada Lampiran 1. Data juga bisa diunduh di \href{https://docs.google.com/spreadsheets/d/e/2PACX-1vTO-zLpFfX8j5oz29acz8U6vsHw_4CLksIpgAeiaUOyeQyK5XnNYeYc9nf8xMmsJIb-MOg0LLRj85eV/pubhtml?gid=2135688448&single=true}{\underline{Data kuesioner}}. Sedangkan data wawancara dengan praktisi dapat diunduh di \href{https://drive.google.com/file/d/1JtPszs_d-FY5j_mVo1SW3zzVnV95LEfx/view?usp=drive_web}{\underline{Data Wawancara}}. Lakukan transkripsi wawancara menggunakan aplikasi \emph{speech to text} untuk membuat transkripsi. Contoh transkripsi hasil wancara bisa dilihat pada Gambar \ref{fig:1_6}
  103. \end{sloppypar}
  104.  
  105. \begin{figure}[h]
  106. \centering
  107. \includegraphics[width=0.3\textwidth]{transkrips.jpg}
  108. \caption{\label{fig:1_6}Contoh Transkripsi Data Audio}
  109. \end{figure}
  110.  
  111. \subsection{Ekspose data}
  112. \begin{sloppypar}
  113. Berdasarkan data kuesioner dan wawancara, sajikan data dalam bentuk grafik dan tabel. Menyajikan data angka menjadi grafik atau tabel memudahkan kita dalam menyelidiki karakteristik data. Bebetapa hal yang dapat kita lakukan adalah untuk mengetahui:
  114. \begin{enumerate}
  115. \item ada atau tidak ada hubungan antara satu variabel dengan variabel lain
  116. \item ada atau tidak ada data yang bias
  117. \item ada atau tidak ada data yang meiliki sifat merusak (mendegradasi nilai data)
  118. \end{enumerate}
  119. \end{sloppypar}
  120.  
  121. \subsection{Verifikasi data}
  122. \begin{sloppypar}
  123. Dari hasil ekspose data, kita bisa memulai untuk pra-analisis (preparing) yaitu melakukan verifikasi data yang didapatkan. Verivikasi dapat dilakukan secara kuantitatif (menggunakan statistik seperti menentukan outlier, menentukan data missed) dan juga secara kualitatif melalui pengkodean.
  124. \end{sloppypar}
  125.  
  126. \subsection{Eksplanasi fenomena dikaitkan dengan teori}
  127. \begin{sloppypar}
  128. Eksplanasi fenomena adalah upaya untuk mendapatkan jawaban secara teoretis suatu fenomena dengan teori yang sudah mapan. Tidak mungkin sebuah fenomena bisa dijelaskan secara memuaskan hanya dengan satu teori. Seringkali sangat banyak varabel yang terlibat. Oleh sebab itu mengisolasi sebuah variabel akan mampu memberikan penjelasan yang lebih memuaskan dibanding menganalisis semua variabel secara simultan. Di dalam teori gas kita mengenal istilah isobarik, isotermik, isokhorik an adiabatik. Istilah itu muncul sebagai akibat upaca mengisolasi pengaruh satu variabel yang diamati (\emph{dependent variable}) terhadap variabel lain (\emph{independent variabel}) dengan mengkondisikan agar variabel-variabel lain tidak berubah sepanjang pengamatan (\emph{control variable}).
  129. \end{sloppypar}
  130.  
  131. \begin{sloppypar}
  132. Berdasarkan data yang sudah diverivikasi, selidiklah satu variabel bebas yang anda identifikasi, untuk dikaitkan dengan variabel lain. Lalu carilah teori-teori yang relevan untuk menjelaskan keterkaitan kedua variabel tersebuy sebagai bagian dari eksplanasi fenomena dengan teori.
  133. \end{sloppypar}
  134.  
  135. \subsection{Menyusun Hipotesis}
  136. \begin{sloppypar}
  137. Menyusun hipotesis merupakan muara dari eksplanasi ilmiah. Hipotesis merupakan simpulan awal yang didasarkan pada fakta sebagai premis minor dan teori yang mendukung sebagai premis mayor. Jadi penarikan simpulan ini merupakan upaya deduktif dan harus dibuktikan secara ilmiah.
  138. \end{sloppypar}
  139.  
  140. \subsection{Menguji hipotesis}
  141. \begin{sloppypar}
  142. Untuk menguji hiptesis yang sudah disusun, rancanglah sebuah ekperimen yang didasarkan pada \emph{dependent variable} dan variabel \emph{independent variable}. Hal yang perlu diperhatikan selama eksperimen berlangsung adalah menjaga agar variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi hasil untuk dikendalikan. Bagian ini justru yang paling sulit. melakukan review terhadap eksperimen-eksperimen yang pernah dolakukan dapat membantu kita untuk mempermudah proses eksperimen.
  143. \end{sloppypar}
  144.  
  145. \subsection{Analisis data}
  146.  
  147.  
  148. \subsection{Mengkomunikasikan hasil}
  149.  
  150. \newpage
  151. \begin{appendix}
  152. \centering
  153. \includepdf[pages=1,scale=0.8,offset=0cm 0cm,pagecommand={
  154. \begin{flushleft}
  155. \section{\label{app:1}Lampiran 1. Data kuesioner}
  156. \end{flushleft}}]{Section/Lampiran-p.pdf}
  157.  
  158. \includepdf[pages=2-7, scale=0.8, offset=0cm 0cm]{Section/Lampiran-p.pdf}
  159. \end{appendix}
  160.  
  161. \putbib
  162.  
  163.  
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement