Advertisement
Summersan

draft 4

Oct 6th, 2014
232
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 2.15 KB | None | 0 0
  1. [center] MALE STUDENT NO. 1
  2. HP: 90 | Zona: 4 | Post #6 | Jarak tempuh: 42 + [ roll ]1d30[ /roll ]
  3. Jitte | Target: | KS: | AP: [/center]
  4.  
  5. [hr] [/hr]
  6.  
  7. ....pulang.
  8.  
  9. Kata sederhana itu terus berputar dalam otaknya. Membuatnya mendengus kesal sambil berusaha menahan terpaan angin dingin yang terasa makin gila menusuk tulang. Pulang berarti dia harus jadi pembunuh. Dan yang ada mungkin bakalan diusir dia kalau sampai ke rumah tapi statusnya jadi pembunuh teman sekelasnya. Emang lebih baik dia mati disini dibanding pulang tapi gak diterima keluarganya lagi. Matahari belum tampak juga sinarnya, membuat pemuda hanya bisa bergantung dengan senter yang cahayanya ia coba samarkan dengan menutup bagian lampunya dengan telapak tangan. Bisa saja ada temannya yang diam-diam punya bakat detektif atau semacamnya bisa melacak posisinya cuma lewat lampu senter, lalu diserang. Serius itu gak keren. Gak elit pokoknya. Oke, harusnya dia fokus. Bukan justru memikirkan hal trivial saat nyawanya bisa lepas dari badan kapan pun juga.
  10.  
  11. Sampai sejauh ini belum ada adegan saling serang lainnya yang ia lihat. Selain kilasan sabetan pedang katana anak perempuan tomboy yang namanya masih tidak bisa diingat pada anak perempuan lain yang tak memberi perlawanan, belum ia lihat ada yang berdarah-darah atau saling mengacungkan senjata. Kau tahu, tadi Kaneko belia nyaris ingat apa nama tongkat yang dipegangnya. Nyaris, hampir depannya ji... ji gitu terus blank. Nguap gitu aja nama yang hampir diingatnya. Kalau lagi begini Shoichi jadi berfikir segitu parahnya kah ingatannya? Lalu, jadi kepikiran gimana nasibnya kalau dia gak bisa mengingat jalan mana yang harus diambil atau yang sudah dilalui. Gimana kalau dia nyasar? Gimana kalau dia malah makin jauh dari orang yang dicari cuma karena otaknya gak bisa diajak kompromi disaat genting begini.
  12.  
  13. "Kampret... Fokus woy, fokus Shoichi!" ditepuk-tepuk pipinya beberapa kali sambil menggelengkan kepalanya. Fokus, harusnya fokus bukan mikirin hal itu. Harusnya cari jalan yang benar, yang bisa bawa dia keluar dari daerah yang gak jauh beda sama kota mati begini. Kemana kek, asal jangan ditempat ini terus. Bisa gila dia lama-lama ditempat sepi begini.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement