Advertisement
Not a member of Pastebin yet?
Sign Up,
it unlocks many cool features!
- https://www.youtube.com/watch?v=HQtYzvfIKmo
- 1. 01:00 - 04:40
- "Pada Suatu Hari Nanti"
- pada suatu hari nanti
- jasadku tak akan ada lagi
- tapi dalam bait-bait sajak ini
- kau takkan kurelakan sendiri
- pada suatu hari nanti
- suaraku tak terdengar lagi
- tapi di antara larik-larik sajak ini
- kau akan tetap kusiasati
- pada suatu hari nanti
- impianku pun tak dikenal lagi
- namun di sela-sela huruf sajak ini
- kau takkan letih-letihnya kucari”
- 2. 06:18 - 09:00
- "Kuhentikan hujan"
- Kuhentikan hujan
- Kini matahari merindukanku
- Mengangkat kabut pagi perlahan
- Ada yang berdenyut di dalam diriku
- Menembus tanah basah
- Dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari
- Tak bisa ku tolak matahari
- Memaksaku menciptakan bunga-bunga.
- 3. 09:40 - 12:30
- "Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco"
- kabut yang likang
- dan kabut yang pupuh
- lekat dan gerimis pada tiang-tiang jembatan
- matahari menggeliat dan kembali gugur
- tak lagi di langit berpusing
- di perih lautan
- 4. 13:28 - 16:55
- "KETIKA JARI-JARI BUNGA TERLUKA"
- Ketika Jari-jari bunga terluka
- mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
- cahaya bagai kabut, kabut cahaya
- di langit menyisih awan hari ini
- di bumi meriap sepi yang purba
- ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
- suatu pagi, di sayap kupu-kupu
- disayap warna, suara burung
- di ranting-ranting cuaca
- bulu-bulu cahaya
- betapa parah cinta kita
- mabuk berjalan diantara
- jerit bunga-bunga rekah…
- Ketika Jari-jari bunga terbuka
- mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
- cahaya bagai kabut, kabut cahaya
- di langit menyisih awan hari ini
- di bumi meriap sepi yang purba
- ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
- 5. 18:35 - 20:55
- "NOKTURNO"
- kubiarkan cahaya bintang memilikimu
- kubiarkan angin yang pucat
- dan tak habis-habisnya
- gelisah
- tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu
- entah kapan kau bisa kutangkap…
- 6. 21:53 - 27:15
- "DI BERANDA INI ANGIN TAK KEDENGARAN LAGI"
- Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
- Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
- Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
- Kudengar angin mendesak ke arah kita
- Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat
- Di luar detik dan kereta telah berangkat
- Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
- Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba
- Aku pun tahu: sepi kita semula
- bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
- Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
- mengekalkan yang esok mungkin tak ada
- 7. 29:20 - 32:35
- "KUPU-KUPU"
- lihat kupu-kupu riang gembira
- kemilau kepaknya ditimpa panas
- terbang keliling tergila-gila
- meninjau bunga pelepas rindu
- mata mengawas dengan hematnya
- pandang ia melayang ke bawah
- perlahan-lahan menahan hatinya
- jangan tersentuh kasih angsoka
- lenyap segala daun-daunan
- asyiklah makhluk terlena-lena
- didaduhkan hati masing-masing
- tinggallah aku jauh terpencil
- senantiasa mengharap sari asmara
- tak bosan berdoa kepada Tuhan
- 8. 33:50 - 38:15
- "DI RESTORAN"
- Kita berdua saja, duduk
- Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput
- kau entah memesan apa.
- Aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras
- kau entah memesan apa.
- Tapi kita berdua saja, duduk.
- Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
- memesan rasa lapar yang asing itu.
- 9. 39:05 - 42:00
- "AKULAH SI TELAGA"
- akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
- berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan
- bunga-bunga padma;
- berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
- sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
- perahumu biar aku yang menjaganya
- 10. 44:05 - 46:45
- "SURAT CINTA"
- Bukankah surat cinta ini ditulis
- ditulis ke arah siapa saja
- Seperti hujan yang jatuh rimis
- menyentuh arah siapa saja
- Bukankah surat cinta ini berkisah
- berkisah melintas lembar bumi yang fana
- Seperti misalnya gurun yang lelah
- dilepas embun dan cahaya
- 11. 47:25 - 50:00
- "MENUNGGU KEMARAU"
- di guesthouse engkau menunggu kemarau
- hari hampir malam membersihkan pelabuhan
- sebelum engkau berdiri pergi
- di langit lembayung terdengar suara awan
- bahwa rawan sudah kau siapkan
- bahwa kesal sudah kau diamkan
- 12. 51:15 - 54:45
- "GADIS PEMINTA-MINTA"
- Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
- Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
- Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
- Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
- Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
- Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
- Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
- Gembira dari kemayaan riang
- Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
- Melintas-lintas di atas air kotor, tapi begitu yang kau hafal
- Jiwa begitu murni, terlalu murni
- Untuk bias membagi dukaku
- Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
- Bulan diatas itu, tak ada yang punya
- Dan kotaku, ah kotaku
- Hidupnya tak punya lagi tanda
- 13. 56:20 - 59:35
- "HUJAN BULAN JUNI"
- tak ada yang lebih tabah
- dari hujan bulan juni
- dirahasiakannya rintik rindunya
- kepada pohon berbunga itu
- tak ada yang lebih bijak
- dari hujan bulan juni
- dihapusnya jejak-jejak kakinya
- yang ragu-ragu di jalan itu
- tak ada yang lebih arif
- dari hujan bulan juni
- dibiarkannya yang tak terucapkan
- diserap akar pohon bunga itu
- 14. 1:01:50 - 1:04:35
- "Z"
- Di bawah bulan Marly
- dan pohon musim panas
- Ada seribu kereta-api
- menjemputmu pada batas.
- Mengapa mustahil mimpi
- mengapa waktu memintas
- Seketika berakhir berahi
- begitu bergegas.
- Lalu jatuh daun murbei
- dan air mata panas
- Lalu jatuh daun murbei
- dan engkau terlepas.
- 15. 1:04:40 -1:08:55
- "AKU INGIN"
- “aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
- dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
- kepada api yang menjadikannya abu
- aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
- dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
- kepada hujan yang menjadikannya tiada”
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement