Advertisement
milio48

Alunan Puisi Indonesia oleh Ari Reda

Dec 23rd, 2018
151
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 5.87 KB | None | 0 0
  1. https://www.youtube.com/watch?v=HQtYzvfIKmo
  2.  
  3. 1. 01:00 - 04:40
  4. "Pada Suatu Hari Nanti"
  5.  
  6. pada suatu hari nanti
  7. jasadku tak akan ada lagi
  8. tapi dalam bait-bait sajak ini
  9. kau takkan kurelakan sendiri
  10.  
  11. pada suatu hari nanti
  12. suaraku tak terdengar lagi
  13. tapi di antara larik-larik sajak ini
  14. kau akan tetap kusiasati
  15.  
  16. pada suatu hari nanti
  17. impianku pun tak dikenal lagi
  18. namun di sela-sela huruf sajak ini
  19. kau takkan letih-letihnya kucari”
  20.  
  21.  
  22.  
  23. 2. 06:18 - 09:00
  24. "Kuhentikan hujan"
  25.  
  26. Kuhentikan hujan
  27. Kini matahari merindukanku
  28. Mengangkat kabut pagi perlahan
  29. Ada yang berdenyut di dalam diriku
  30. Menembus tanah basah
  31. Dendam yang dihamilkan hujan dan cahaya matahari
  32.  
  33. Tak bisa ku tolak matahari
  34. Memaksaku menciptakan bunga-bunga.
  35.  
  36.  
  37.  
  38. 3. 09:40 - 12:30
  39. "Kartu Pos Bergambar Jembatan Golden Gate San Fransisco"
  40.  
  41. kabut yang likang
  42. dan kabut yang pupuh
  43. lekat dan gerimis pada tiang-tiang jembatan
  44. matahari menggeliat dan kembali gugur
  45. tak lagi di langit berpusing
  46. di perih lautan
  47.  
  48.  
  49. 4. 13:28 - 16:55
  50. "KETIKA JARI-JARI BUNGA TERLUKA"
  51.  
  52. Ketika Jari-jari bunga terluka
  53. mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
  54. cahaya bagai kabut, kabut cahaya
  55. di langit menyisih awan hari ini
  56. di bumi meriap sepi yang purba
  57. ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
  58.  
  59. suatu pagi, di sayap kupu-kupu
  60. disayap warna, suara burung
  61. di ranting-ranting cuaca
  62. bulu-bulu cahaya
  63. betapa parah cinta kita
  64. mabuk berjalan diantara
  65. jerit bunga-bunga rekah…
  66.  
  67. Ketika Jari-jari bunga terbuka
  68. mendadak terasa betapa sengit, cinta kita
  69. cahaya bagai kabut, kabut cahaya
  70. di langit menyisih awan hari ini
  71. di bumi meriap sepi yang purba
  72. ketika kemarau terasa ke bulu-bulu mata
  73.  
  74.  
  75.  
  76. 5. 18:35 - 20:55
  77. "NOKTURNO"
  78.  
  79. kubiarkan cahaya bintang memilikimu
  80. kubiarkan angin yang pucat
  81. dan tak habis-habisnya
  82. gelisah
  83. tiba-tiba menjelma isyarat, merebutmu
  84. entah kapan kau bisa kutangkap…
  85.  
  86.  
  87.  
  88. 6. 21:53 - 27:15
  89. "DI BERANDA INI ANGIN TAK KEDENGARAN LAGI"
  90.  
  91. Di beranda ini angin tak kedengaran lagi
  92. Langit terlepas. Ruang menunggu malam hari
  93. Kau berkata: pergilah sebelum malam tiba
  94. Kudengar angin mendesak ke arah kita
  95.  
  96. Di piano bernyanyi baris dari Rubayyat
  97. Di luar detik dan kereta telah berangkat
  98. Sebelum bait pertama. Sebelum selesai kata
  99. Sebelum hari tahu ke mana lagi akan tiba
  100.  
  101. Aku pun tahu: sepi kita semula
  102. bersiap kecewa, bersedih tanpa kata-kata
  103. Pohon-pohon pun berbagi dingin di luar jendela
  104. mengekalkan yang esok mungkin tak ada
  105.  
  106.  
  107.  
  108. 7. 29:20 - 32:35
  109. "KUPU-KUPU"
  110.  
  111. lihat kupu-kupu riang gembira
  112. kemilau kepaknya ditimpa panas
  113. terbang keliling tergila-gila
  114. meninjau bunga pelepas rindu
  115.  
  116. mata mengawas dengan hematnya
  117. pandang ia melayang ke bawah
  118. perlahan-lahan menahan hatinya
  119. jangan tersentuh kasih angsoka
  120.  
  121. lenyap segala daun-daunan
  122. asyiklah makhluk terlena-lena
  123. didaduhkan hati masing-masing
  124.  
  125. tinggallah aku jauh terpencil
  126. senantiasa mengharap sari asmara
  127. tak bosan berdoa kepada Tuhan
  128.  
  129.  
  130. 8. 33:50 - 38:15
  131. "DI RESTORAN"
  132.  
  133. Kita berdua saja, duduk
  134. Aku memesan ilalang panjang dan bunga rumput
  135. kau entah memesan apa.
  136.  
  137. Aku memesan batu di tengah sungai terjal yang deras
  138. kau entah memesan apa.
  139. Tapi kita berdua saja, duduk.
  140.  
  141. Aku memesan rasa sakit yang tak putus dan nyaring lengkingnya,
  142. memesan rasa lapar yang asing itu.
  143.  
  144.  
  145.  
  146. 9. 39:05 - 42:00
  147. "AKULAH SI TELAGA"
  148.  
  149. akulah si telaga: berlayarlah di atasnya;
  150. berlayarlah menyibakkan riak-riak kecil yang menggerakkan
  151. bunga-bunga padma;
  152. berlayarlah sambil memandang harumnya cahaya;
  153. sesampai di seberang sana, tinggalkan begitu saja
  154. perahumu biar aku yang menjaganya
  155.  
  156.  
  157.  
  158. 10. 44:05 - 46:45
  159. "SURAT CINTA"
  160. Bukankah surat cinta ini ditulis
  161. ditulis ke arah siapa saja
  162. Seperti hujan yang jatuh rimis
  163. menyentuh arah siapa saja
  164.  
  165. Bukankah surat cinta ini berkisah
  166. berkisah melintas lembar bumi yang fana
  167. Seperti misalnya gurun yang lelah
  168. dilepas embun dan cahaya
  169.  
  170.  
  171.  
  172. 11. 47:25 - 50:00
  173. "MENUNGGU KEMARAU"
  174. di guesthouse engkau menunggu kemarau
  175. hari hampir malam membersihkan pelabuhan
  176. sebelum engkau berdiri pergi
  177. di langit lembayung terdengar suara awan
  178.  
  179. bahwa rawan sudah kau siapkan
  180. bahwa kesal sudah kau diamkan
  181.  
  182.  
  183.  
  184. 12. 51:15 - 54:45
  185. "GADIS PEMINTA-MINTA"
  186. Setiap kita bertemu, gadis kecil berkaleng kecil
  187. Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
  188. Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
  189.  
  190. Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa
  191. Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil
  192. Pulang kebawah jembatan yang melulur sosok
  193. Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
  194.  
  195. Gembira dari kemayaan riang
  196. Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral
  197. Melintas-lintas di atas air kotor, tapi begitu yang kau hafal
  198. Jiwa begitu murni, terlalu murni
  199. Untuk bias membagi dukaku
  200.  
  201. Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil
  202. Bulan diatas itu, tak ada yang punya
  203. Dan kotaku, ah kotaku
  204. Hidupnya tak punya lagi tanda
  205.  
  206.  
  207.  
  208. 13. 56:20 - 59:35
  209. "HUJAN BULAN JUNI"
  210. tak ada yang lebih tabah
  211. dari hujan bulan juni
  212. dirahasiakannya rintik rindunya
  213. kepada pohon berbunga itu
  214.  
  215. tak ada yang lebih bijak
  216. dari hujan bulan juni
  217. dihapusnya jejak-jejak kakinya
  218. yang ragu-ragu di jalan itu
  219.  
  220. tak ada yang lebih arif
  221. dari hujan bulan juni
  222. dibiarkannya yang tak terucapkan
  223. diserap akar pohon bunga itu
  224.  
  225.  
  226. 14. 1:01:50 - 1:04:35
  227. "Z"
  228.  
  229. Di bawah bulan Marly
  230. dan pohon musim panas
  231. Ada seribu kereta-api
  232. menjemputmu pada batas.
  233.  
  234. Mengapa mustahil mimpi
  235. mengapa waktu memintas
  236. Seketika berakhir berahi
  237. begitu bergegas.
  238.  
  239. Lalu jatuh daun murbei
  240. dan air mata panas
  241. Lalu jatuh daun murbei
  242. dan engkau terlepas.
  243.  
  244.  
  245.  
  246. 15. 1:04:40 -1:08:55
  247. "AKU INGIN"
  248.  
  249. “aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
  250. dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu
  251. kepada api yang menjadikannya abu
  252.  
  253. aku ingin mencintaimu dengan sederhana;
  254. dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan
  255. kepada hujan yang menjadikannya tiada”
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement