Advertisement
leon454

222

Jul 8th, 2013
2,071
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 44.34 KB | None | 0 0
  1. Cerita Dewasa Terbaru 2013 | Ngentot di mala Tahun Baru ~ Perkenalkan nama ku andi tinggal dikota S berkelana kejakarta tinggal bersama tante gw disebuah apatermen yg tinggi tinggal dilantai 27 .
  2. Sudah tinggal hampir 1 bulan bersama tante gw untuk mencari pekerjaan tapi masih belum dapat juga .Tante gw cantik ,sexy dengan ukuran dada kira2 36 dan pantat yg bulat membuat gw ingin menidurinya .
  3. Malam pergantian tahun gw sendirian didalam apatermen tante gw .kesal rasanya tidak bisa berkumpul bersama teman2 dikampung .
  4. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam .menghilangkan kesal gw nonton tv sendirian .
  5. Jam 11 tante gw pulang dengan sedikit sempoyongan ,gw tanya sama tante .
  6. Sudah pulang tante kok cepat tidak menghabiskan waktu malam tahun baru bersama teman2 tante .
  7. Tante gw menjawab gak ,tante kasihan mikirin kamu sendirian disini makanya tante pulang mau menemani kamu tahun baruan .
  8. Ya sudah tante mau mandi dulu abis itu tante mau istirahat sebentar dikamar .
  9. Saya menjawab ooo ya sudah tante istirahat aja dikamar kelihatannya tante juga pusing .
  10. Selagi saya ingin mengambil minuman dikulkas tanpa sengaja saya melihat tanteku yg sedang mandi dengan pintu sedikit tidak tertutup saya melihat tante gw sedang masturbasi sendiri dikamar mandi ,terlihat semua keindahan tubuh tante gw ,dada yg besar dan pantat yg bulat .
  11. Melihat pemandangan seperti itu barang gw langsung bangun . Gw langsung kabur ambil air dikulkas dan duduk lagi di sofa sambil nonton acara tv .
  12. Selesai mandi tante gw ngomong ke gw kalo dia mau tidur2an bentar ,gw pikir ya pastinya tidur beneran lah tante gw .
  13. Sambil nonton tv gw merem menghayal bisa ngentotin tante gw yg sexy ,sambil ngeluarin kontol gw yg panjang kira2 16cm .
  14. Tiba2 dari belakang gw ada suara tante gw lagi ngapain Di ,kaya disamber petir gw kaget langsung benerin celana gw ngomong gak ngapa2in tante .
  15. Tante gk jadi tidur kata gw ,tante gw ngomong kan mau temenin lo tahun baruan .
  16. Malam itu tante gw pake baju daster putih yg tipis gk pake bh lagi jadi terlihat besarnya toket tante gw .
  17. Tante gw duduk disebelah gw ikut nonton .
  18. Tante gw ngomong ngapain Di tadi kok ngocok sendirian hayo kamu mikirin siapa .
  19. Memberanikan diri gw jawab tadi gw mikirin tante yg sedang masturbasi dikamar mandi ,muka tante gw sedikit memerah .
  20. Tante gw ngomong lagi ya sudah Di sini tante bantuin kamu ,tangan tante gw langsung megang celana gw untuk dibuka ,gw belaga jangan tante ,dengan cepat tangan tante gw udh ngebuka celana gw keluar lah kontol gw .
  21. Dengan cepat pula tante gw ngisep kontol gw ,nikmat rasanya dihisap tante gw .sampe gw bilang tante enak isepan tante terusss tante .
  22. Tidak mau kalah tangan gw meremas2 toket tante gw yg gede .selesai isep kontol gw tante gw nomong Di jilatin memek tante dong .
  23. Langsung gw buka celana dalem tante gw ,gw jilatin memek tante gw sampe tante gw mendesah ohhh Di enakkkk bangett jilatan lo terus Diii tante udah mau keluarrrrr ,crooootttt berasa asin2 dimulut gw
  24. daster tante gw buka gw isep pentil tante gw sambil gw remes2 toketnya .
  25. Terus tante gw ngomong Dii masukin dong kontol lo kememek tante .atur posisi gw gesek2 kontol gw ke memeknya tante gw dan blesssss masuk semua kontol gw ke memeknya ahhhhhhhDi mentokkk kontol lo Di .
  26. Gw genjot kontol gw ke memek tante gw sampe mendesah2 tante gw oohhhhh yessss Diii enak bener kontol lo Di ,gw juga bilang memek tante juga enakkk .
  27. Gk puas gw bilang sma tante gw .
  28. Tante ganti gaya yukk akhirnya gw ganti gaya dengan doggy .
  29. Terlihat kemontokan pantat tante gw makin ngaceng aja gw .
  30. Gw bilang sama tante ,tante kita main dibalkon yuk .
  31. Dengan gaya doggy gw maen dibalon ,gw genjot lagi tante gw sambil gw tepok2 pantatnya ,gw tarik tangannya kebelakang sambil meremas2 toketnya .
  32. Gw bilang sama tante kalo gw udh mau keluarr ,tante gw bilang tahannn bentarrrrr ya Dii tante juga udh mau keluar lagi nihhh .
  33. Ternyata di tv terdengar kalau sebentar lgi hitungan mundur pertanda pergantian tahun .
  34. Gw gejot terus tante gw sampai terdengar suara di Tv 5-4-3-2-1 gw sama tante gw akhirnya croooottttttt berbarengan sambil melihat kembang api yg cantik bertanda
  35.  
  36. cerita 2
  37.  
  38. Ada Romansa Di Antara Kita
  39. Kisahku ini berawal dari kenangan bersama seoarang gadis yang bernama Lia, yang berusia 23 tahun dan berstatus sebagai seorang mahasisiwi dari sebuah perguruan tinggi di Jakarta.
  40.  
  41.  
  42.  
  43. Saat itu Lia yang sedang mengadakan liburan di sebuah tempat pariswisata yang terkenal dengan wisata pegunungan dan pantainya di sebelah timur pulau Bali, tanpa sengaja bertemu dengan diriku yang menjadi seorang pemain musik di cafe.
  44.  
  45. Pertemuan itu sendiri terjadi di internet cafe, yang kebetulan saat itu aku sedang mengetik beberapa lagu-lagu karanganku sendiri yang sengaja aku simpan di folder mailku.
  46.  
  47. Lia saat itu sedang mencari informasi tentang tujuan wisata yang ada di daerah itu, namun sampai beberapa saat sepertinya Lia tidak menemukan apa yang dia cari. Dengan sangat sopan dan ramah Lia memulai percakapan dengan menanyakan tempat-tempat yang bagus buat di kunjungi ke padaku.
  48.  
  49. "Maaf apakah anda tahu tempat-tempat wisata unggulan daerah ini?" tanya Lia tiba-tiba.
  50.  
  51. Aku yang saat itu duduk berjarak 2 meja darinya terkejut oleh pertanyaan spontan itu.
  52.  
  53. "Anda bertanya kepada saya?" tanyaku kemudian.
  54. "Iya, maaf kalau mengejutkan anda!" Ujarnya kemudian.
  55.  
  56. Dengan sedikit gugup, kemudian aku menjawab pertanyaan Lia, karena saat itu juga aku masih serius dengan file-file aku.
  57.  
  58. "Di daerah ini yang menjadi primadona wisatanya adalah pegunungannya, kedua wisata pantai yang menawarkan pemandangan bawah air yang terkenal dengan karang birunya, setelah itu wisata budaya yang menampilkan objek rumah adat daerah ini," terangku kemudian.
  59.  
  60. Mungkin karena penjelasan ku cukup menarik buat Lia, dengan raut muka yang ramah, kemudian dia duduk di sebelah mejaku yang tanpa dia sengaja juga dia telah memandangi monitor di depanku yang saat itu terpampang file dari lirik lagu-lagu karanganku yang saat itu sedang aku print.
  61.  
  62. "Kamu mengarang lagu sendiri yah?" tanya Lia lagi.
  63. "Iya, kebetulan aja aku pemain musik di cafe dan suka menulis lirik lagu," terangku lagi.
  64. "Boleh aku baca lirik lagu-lagu kamu?" sahut Lia kemudian.
  65. "Silakan, dengan senang hati," lanjutku dengan menarik kursi di sebelahku dan menyodorkan kepada Lia, yang saat itu sedang berdiri di sampingku.
  66.  
  67. Setelah beberapa saat Lia membaca semua lirik lagu-lagu aku dengan serius, tak lama Lia berkata, "Kamu menulis kisah pribadi kamu menjadi lirik lagu yah?" tanya Lia lagi. Yang kemudian aku timpali dengan tersenyum kepada Lia.
  68.  
  69. "Semua lirik lagu-laguku memang dari pengalaman pribadi, karena aku ingin apa yang menjadi kisah hidupku bisa aku rekam dalam bentuk sebuah seni dan akan menjadi kenangan yang sangat berharga bagiku nantinya," jelasku lebih jauh.
  70. "Oh iya, kita sudah lama ngobrol nih tapi belum mengenal nama masing-masing diantara kita" sahut Lia spontan. Lia mengawalinya dengan menyodorkan tangannya..
  71. "Lia.." ujarnya pendek. Yang kemudian giliran aku utuk melakukan hal yang sama.
  72. "Adietya," sahutku juga.
  73.  
  74. Dari perkenalan yang singkat itu, kami sudah saling akrab seperti layaknya teman lama. Saat itu juga dia memutuskan pergi besok paginya untuk mengisi acara liburannya dengan snorkeling di sebuah pulau kecil yang sepi dan berpasir putih.
  75.  
  76. Waktu menunjukan pukul 08.00 WITA, sesuai janjiku dengan Lia. Aku sudah berdiri di depan kamarnya dan kemudian aku mengetuk pintunya. Tak lama ada sahutan dari dalam.
  77.  
  78. "Pagi Adiet.. Tunggu bentar yah, aku sudah siap kok," Dalam hitungan menit Lia sudah keluar dari kamarnya.
  79. "Ayo kita berangkat!" katanya kemudian.
  80.  
  81. Dengan berjalan menyusuri pantai kita menuju ke perahu motor yang sudah aku pesan semalam. Sebelum naik ke atas perahu motor, aku mengambil peralatan snorkeling untuk kita berdua berupa dua pasang masker berikut finnya. Dalam perjalanan menuju pulau kecil yang hanya membutuhkan waktu 45 menit, aku menjelaskan pemandangan sekitar kita saat itu. Di samping kiri ada pemandangan Gunung Agung dari kejauhan, namun cukup jelas karena cuaca begitu bagus pagi itu.
  82.  
  83. Sesampainya di tujuan aku dan Lia turun dari perahu motor dan kita lanjutkan dengan berjalan kaki menyusuri hamparan pasir putih. Aku sudah membuka kaos saat di perahu motor tadi, dan hanya mengenakan celana renang ketika menuju lokasi snorkeling. Tak lama setelah sampai di bawah rindangnya pohon cemara, Lia membuka kaos nya dan terpampanglah suatau pemandangan yang membuat jantungku berdetak sesaat.
  84.  
  85. Saat itu Lia mengenakan bikini warna biru tua yang kontras dengan warna kulitnya yang putih mulus. Mataku tertuju di tonjolan dadanya yang aku perkirakan berukuran 36b. Kemudian pandanganku beralih kebawah menuju pahanya yang mulus di topang oleh sepasang kaki jenjangnya, menjadikan pesona tubuh Lia semakin sempurna. Aku hanya bisa menelan ludah saat itu dan berhayal seandainya aku bisa memeluk tubuh yang sexy itu betapa beruntungnya diriku.
  86.  
  87. "Hai.. Kenapa melamun?" tegurnya mengejutkanku.
  88. "Aku sudah siap nih" sahut Lia melanjutkan.
  89. "Baiklah kalau begitu" ujarku menimpali tegurannya.
  90.  
  91. Ini adalah pengalaman pertama bagi Lia untuk snorkeling, dan sebelumnya Lia minta di ajarin sampai bisa. Hal yang paling sulit adalah saat bernafas melalui mulut, karena seluruh wajah tertutup oleh masker, kecuali bagian mulut.
  92.  
  93. Dengan penuh kesabaran aku mengajari cara-cara snorkeling yang umum dilakukan. Pertama aku membantunya memasang masker yang mana saat itu aku berdiri begitu dekat dengan nya, aroma khas tubuh Lia tercium sesaat, ketika aku membetulkan anak rambut yang menutupi raut wajahnya.
  94.  
  95. Kemudian Lia memasang fin sendiri, tanpa aku bantu. Tak lama berselang tubuh kita berdua sudah masuk ke dalam air. Perlahan aku berenang beriringan dengan Lia menuju ke tengah, yang aku perhatikan gaya berenang Lia sangat bagus. Setelah pengenalan di air cukup, akhirnya aku berenang agak menjauh, untuk memberikan kepercayan buat Lia melakukan snorkelingnya.
  96.  
  97. Dari dalam air, beberapa kali aku sempat memandangi bentuk tubuh Lia yang aduhai dari arah belakang saat dia berenang, mulai dari belahan pantatnya yang ranum sampai ke tonjolan di dadanya yang menantang.
  98.  
  99. Kembali aku berenang beriringan dengan Lia untuk meyakinkan kalau dia baik-baik aja. Saat sedang asyiknya kita berenang, tiba-tiba kaki Lia kram. Dengan tindakan spontan aku memeluknya, agar tidak tenggelam dan membawanya ke sebuah batu karang besar yang menonjol di tengah laut. Kita berdiri di atas batu karang yang, masih menyisakan bagian leher kita yang tidak tenggelam.
  100.  
  101. "Thanks ya Diet.. Atas bantuannya," Ujar Lia sesaat setelah kejadian itu.
  102. "Sama-sama," timpalku kemudian.
  103.  
  104. Setelah acara snorkeling yang melelahkan, kita bersepakat untuk istirahat di bawah pohon cemara yang ada di tepian pantai. Sambil ngobrol tentang pribadi kita masing-masing, Lia meluruskan kakinya yang jenjang di hamparan pasir putih. Lia bercerita tentang kisah asmaranya dengan mantan pacarnya yang berakhir, karena cowoknya yang super sibuk sudah jarang lagi memperhatikannya.
  105.  
  106. Aku berusaha menghiburnya dengan mengatakan, kalau seandainya kalian tulus saling mengasihi hal itu tidak akan terjadi dan yang lebih terpenting adalah kedewasaan pasangan itu sendiri dalam menentukan sikap. Sepertinya Lia sangat senang dengan pendapatku yang demikian, hal itu terlihat dari sikapnya yang terpancar lewat senyumnya yang mengembang.
  107.  
  108. "Makasih ya Diet.. Kamu sudah mau menjadi teman curhatku," sahut Lia kemudian.
  109. Aku hanya tersenyum sambil mengatakan, "Saat ini aku sudah bisa membuat kamu tersenyum, mungkin saat lain kamu yang akan membuatku tersenyum." timpalku pelan.
  110.  
  111. Tak terasa kedekatan ini membuat tubuh kita semakin dekat, aku mendahuluinya dengan merengkuh tubuhnya untuk merapat ke pelukanku. Lia hanya diam sambil tersipu malu.
  112.  
  113. "Betapa bahagianya seorang cowok jika mendapatkan dirimu Lia," lanjutku lagi.
  114. "Kamu begitu baik, sabar, cantik dan memiliki tubuh yang sexy lagi," tambahku kemudian
  115.  
  116. Yang di jawab dengan senyumannya yang mempesona. Dengan sedikit keberanian aku mendekatkan bibirku ke bibir Lia yang terbuka basah yang kedua matanya juga sudah terpejam. Sangat beruntung sekali suasana pantai siang itu sepi dan yang lebih menguntungkan lagi, karena memang lokasi kita duduk jauh berada di ujung. Dengan lembut aku mengulum bibir Lia yang ranum, dan terdengar desahan halus darinya.
  117.  
  118. "Ohh.. Diet," desahnya. Sembari membisikan kata-kata mesra aku melanjutkan ciumanku.
  119. "Aku sayang kamu Lia," bisikku pelan.
  120.  
  121. Tanganku juga tak tingal diam, dengan perlahan aku mengelus punggung Lia yang hanya di lapisi bikini tanpa bra di dalamnya. Sesaat tindakan ini membuat Lia semakin terangsang yang diiringi dengan sikap memelukku erat.
  122.  
  123. "Oh.. Diet teruskan," desahnya lagi.
  124.  
  125. Tanpa menghentikan tindakanku, tanganku yang satunya meremas payudara yang berukuran 36b itu dari luar bikini yang disambut dengan desahan berikutnya.
  126.  
  127. "Ohh.." desah Lia kembali.
  128.  
  129. Perlahan aku mulai membuka bikini Lia dari bagian atasnya dan berhenti sesaat sampai di pinggangnya, maka tersembulah payudara Lia yang ranum menggairahkan dengan di hiasi ujung nya yang merah dan mulai keras.
  130.  
  131. Sepertinya Lia mulai terangsang sekali. Tanpa menunggu lama lidahku langsung mengecup permukaan payudar Lia dengan lembut dan pelan. Lidahku menelusuri setiap bagian payudaranya dengan lincah.
  132. Putingya aku hisap dengan lembut, sesaat setelah Lia bergetar pelan. Beralaskan kain pantai warna biru, aku merebahkan tubuh Lia yang sexy pelan.
  133.  
  134. Aku melanjutkan kegiatanku dengan memegang telapak kaki Lia kemudian, sesaat setelah Lia menelentang dan mencumbui setiap jengkal kakinya. Di mulai dengan menjilati tepalak kakinya yang mulus dan jari-jari kakinya yang lentik. Lidahku juga menghisap ujung jari-jari kakinya, yang membuat Lia semakin menggelinjang lembut.
  135.  
  136. "Oh.. Diet.. Kamu pintar menaikkan gairahku," desahnya pelan.
  137.  
  138. Berikutnya lidahku berpindah untuk memberikan kepuasan lagi ke bagian tubuh Lia yang lain. Kali ini adalah bagian lehernya yang aku mulai dengan mencumbu bagian belakang telinganya. Kembali Lia mendesah pelan..
  139.  
  140. "Ohh.. Teruskan Diet," desahnya.
  141.  
  142. Setelah cukup lama tangan Lia berdiam diri, akhirnya tergerak juga untuk mengambil bagian di kesempatan ini. Tonjolan di celana renangku sudah begitu keras, setelah tangan Lia masuk membelai penisku dengan lembut.
  143.  
  144. "Oh.. Lia.. Sss.." desahku kemudian.
  145.  
  146. Kemudian aku lanjutkan untuk membuka sisa dari bikini Lia yang di pinggang dengan menariknya kebawah sampai ke pangkal kaki. Dengan lembut aku menjulurkan lidahku ke bagian perut Lia yang ternyata dia sedikit kegelian.
  147.  
  148. "Hek.. Geli Diet," ujarnya.
  149.  
  150. Seketika aku menghentikan menjilati bagian perutnya, yang aku lanjutkan dengan menjlati pahanya bagian dalam yang berakhir di pangkalnya yang berbulu hitam dan sangat lebat, tapi tertata rapi dan beraroma khas.
  151.  
  152. Tak lama berselang aku menjulurkan lidahku ke bibir luar vagina Lia dengan lembut. Hal ini menimbulkan sensasi tersendiri buat Lia.
  153.  
  154. "Ohh.. Diet.. Sss.." desahnya bergetar.
  155.  
  156. Kemudian aku lanjutkan dengan menjulurkan ujung lidahku di clitorisnya yang sudah menonjol dikit. Tubuh Lia semakin bergetar setelah menerima perlakuan lidahku.
  157.  
  158. "Ohh.. Enak.. Sayang.." desahnya pelan. Lendir di lubang vagina Lia semakin deras keluar, menandakan kalau Lia begitu terangsang hebat.
  159. "Ohh.. Diet.. Masukin sekarang.. Sayang.." pintanya mesra.
  160.  
  161. Sambil merangkak aku kembali menciumi bibir Lia yang terbuka, karena menahan rangsangan yang hebat. Dengan lembut aku memegang penisku dan mengarahkan nya ke lubang vagina Lia pelan. Tanpa kesulitan aku melesakan penisku ke dalam lubang vagina Lia, karena lendir Lia cukup memudahkan bagi penisku untuk menyeruak ke bagian dalam vaginanya.
  162.  
  163. "Ohh.. Tekan lebih dalam.. Diet.." pintanya kemudian. Yang diiringi dengan bibirnya mendesis lirih.
  164. "Ssshh.." desis Lia. Perlahan dan lembut aku memaju mundurkan pinggulku untuk menusukkan penisku lebih dalam lagi.
  165.  
  166. Sret.. Sret.., irama penisku beradu dengan vagina Lia. Setelah cukup lama bersentuhan, terasa tubuh Lia bergetar dan mendesirlah cairan di dalam vagina Lia dengan hangat, menyirami kepala penisku. Lia mencapai orgasmenya di barengi dengan jeritan nya yang menggairahkan.
  167.  
  168. "Diet.. Aku sampai.. Ohh.." teriaknya lembut.
  169.  
  170. Kemudian aku mengecup bibir Lia dengan lembut, dan kembali memaju mundurkan penisku. Dalam beberapa saat aku merasakan tanda-tanda akan mencapai puncak, seketika aku mempercepat kocokan ku ke dalam vagina Lia. Sret.. Sret.. Sret, bunyi penisku beradu dengan vagina Lia. Bergetar tubuhku saat aku menyemprotkan spermaku ke dalam vagina Lia dengan deras, sambil memeluk erat tubuh Lia yang sexy.
  171.  
  172. "Ohh.. Sayang.. Enak.. Sekali.." jeritku sesaat setelah spermaku membasahi seluruh bagian dalam vagina Lia. Setelah itu aku kembali mengecup bibir Lia dengan lembut dan membisikkan kata-kata..
  173. "Makasih yah sayang.. Kamu sudah membahagiakan aku," bisikku lembut.
  174.  
  175. Begitulah seterusnya kisah cinta antara aku dan Lia yang berujung hubungan lebih serius sepulang nya Lia Ke Jakarta.
  176.  
  177. Sampai di sini dulu kisahku, nantikan kisahku yang lainnya.
  178.  
  179.  
  180. E N D
  181.  
  182. cerita 3
  183.  
  184. Diah
  185. Perkenalanku dengan Diah juga sama halnya dengan perkenalanku dengan Titien, cewek yang kuceritakan pada ceritaku sebelumnya, yaitu dari hasilku berchatting ria di Internet. Pada awal chatting, Diah udah sudah begitu terbuka tentang dirinya. Dia bercerita bahwa dirinya sudah pernah dekat dengan cowok. Padaku dia mengaku saat ini dia lagi kosong. Kedekatannya terakhir dengan cowok adalah dengan seorang yang dia anggap terlalu cepat untuk minta lebih pada tahap awal perkenalan. Dia bilang cowok tersebut udah minta ML segala.
  186.  
  187. Memang untuk membina hubungan dengan seorang cewek agar si cowok dapat merasakan kehangatan tubuh si cewek, itu perlu cara dan kesabaran tersendiri. Pada dasarnya, cewek tidak menyukai cara-cara yang vulgar dan kelihatan memaksa agar dia mau memberi kehangatan pada si cowok, walaupun si cewek menyukai si cowok tersebut. Masalah berapa lama waktu yang diperlukan dalam pendekatan, itu relatif. Bahkan tak jarang dalam perjumpaan pertama sekalipun, si cowok sudah bisa mengajak si cewek untuk bersenggama, bersetubuh, ML, ngentot, atau entah apapun namanya. Seperti pengalamanku dengan si Diah ini.
  188.  
  189. Pada awal itu pula Diah, begitu aku minta, bersedia memberikan nomor telepon rumahnya. Dan komunikasipun kami lanjutkan dengan pembicaraan telepon. Di telepon dia bercerita pengalaman pertama dengan pacarnya. Secara terbersit, dia mengakui bahwa dia sudah pernah berhubungan intim dengan pacarnya tersebut. Namun pada saat itu aku belum mengetahui apakah dia masih perawan atau tidak akibat hubungannya dengan pacar pertamanya itu.
  190.  
  191. Akhirnya, setelah beberapa kali berkomunikasi melalui telepon, aku mengajaknya untuk bertemu langsung. Dia segera menyetujui ajakanku tersebut. Kami bersepakat untuk bertemu di Atrium Senen dengan pertimbangan lokasi tersebut cukup netral dari tempatku dan rumahnya yang terletak disekitar daerah Cawang. Waktu pertemuan kami sepakati sekitar jam 19.30. Sedangkan tempat pertemuannya adalah di kafe Cappucino di lantai 2 Atrium.
  192.  
  193. Dan pada hari yang memang sudah aku tunggu-tunggu, yaitu sekitar pertengahan Pebruari 2003, aku sengaja menunggu terlebih dulu di tempat yang telah kita sepakati. Aku memilih tempat duduk di luar ruangan kafe agar nantinya Diah lebih mudah menemukan diriku, Kami telah saling bertukar ciri-ciri kami masing-masing. Aku beritahu dia bahwa aku mengenakan kemeja putih dan jeans, sedangkan Diah akan memakai kaos biru dengan rok jeans. Aku suka ini. Aku suka cewek yang memakai rok. Pertama, cewek yang memakai rok terkesan lebih feminin. Kedua, itu nantinya akan lebih memudahkan aktivitas ku terhadap cewek itu selanjutnya, jika situasi memungkinkan. Tentu para pembaca paham apa yang aku maksudkan dengan "aktivitas selanjutnya" itu, bukan? he..he..he.
  194.  
  195. Setelah menunggu sekitar 20 menit, sambil celingak-celinguk memantau kehadiran cewek yang aku tunggu-tunggu. Aku dikejutkan dengan teguran pelan dari suara di arah belakangku. Dan seketika kutoleh, suara itu ternyata berasal dari seorang wanita yang ciri-cirinya sama dengan ciri-ciri wanita yang kunanti-nanti.
  196. "Anton yah..?" Sapa wanita itu dengan suaranya yang lebih manja dan lebih enak didengar ketimbang suaranya yang selama ini kudengar melalui telepon.
  197. "Iya. Kamu Diah, khan? Balasku singkat.
  198.  
  199. Aku sedikit agak terpana dan seketika tersadar ketika aku harus membalas uluran tangannya yang meminta jabatan tangan. Kuperhatikan cewek ini lekat-lekat. Diah lebih manis ketimbang foto yang dia berikan kepadaku melalui emailnya. Dengan tinggi sekitar 160, berat 50, bra kutaksir dia memakai ukuran 34 B, dan kulit kuning langsat, Diah kelihatan seksi dan sensual dengan setelan kaos biru sedikit ketat dan bawahannya yang dibalut dengan rok jeans selutut. Aku baru tersadar dan segera mempersilahkannya untuk mengambil tempat duduk. Lalu dia menghempaskan pantatnya yang begitu kelihatan seksi di kursi dihadapanku.
  200.  
  201. "Udah lama yah nunggunya?" tanyanya. Sebelum aku menjawab, aku sudah terlebih dahulu melambaikan tanganku ke waitress. Aku sudah lebih dahulu meminum hot cappuccino yang sudah habis setengahnya, sembari menghisap rokokku.
  202. "Nggak juga sih. Yah, sekitar 20 menit. Oh ya, kamu mau pesan apa?" Aku memberikan daftar menu ke tangan Diah. Sambil melipat kakinya, dia membaca sekilas daftar menu tersebut. Sekilas kulirik kakinya. Kuning langsat dan bersih. Aku nggak mau terlalu lama mengarahkan pandanganku kesitu. Takut kepergok dan diketahui bahwa betapa bernafsunya aku melihat dirinya.
  203.  
  204. "Aku orange jus aja deh"
  205. "Kamu gak pesan makanan? kamu udah makan malam, belum?" Tanyaku.
  206. "Nggak usah deh. Ntar aja. Aku udah makan tadi dirumah".
  207.  
  208. Satu hal yang baru aku sadari dan kuketahui setelah menatap wajah cewek ini adalah kelebihan matanya. Diah memiliki mata yang indah. Sendu dan menggairahkan. Terlihat seperti memiliki sex appeal yang tinggi.
  209. Dia kelihatan sedikit agak canggung berhadapan langsung denganku. Kusadari mungkin ini adalah 'blind date' atau 'kencan buta'nya yang pertama. Untuk menghidupkan suasana aku berusaha sesantai mungkin. Tampaknya usahaku berhasil. Dia bertambah relaks semakin lama. Dan dengan obrolan seputar diri kami masing-masing, keakraban kami semakin bertambah seiring dengan berlalunya waktu. Tak sadar waktu sudah menunjukkan jam 9. Sudah 2 jam kami ngobrol di kafe Cappucino ini. Aku lalu mengingatkan dia untuk makan malam lagi.
  210.  
  211. "Kita makan malam dulu yuk? Perutku juga sudah minta diisi nih."
  212. "Dimana? Di Atrium sini aja?"
  213. "Kita makan nasi uduk aja yuk. Aku tau tempat nasi uduk yang enak" Ajakku.
  214.  
  215. Aku punya rencana dengan Diah malam ini. Tentu saja rencana itu udah aku susun sebelumnya. Kami pun beranjak dan menuju ke arah daerah Cempaka Putih. Sesampainya di tempat tujuan, yaitu di depan hotel Cempaka Sari. Aku bertanya kepada Diah apakah dia mau makan di pinggir jalan atau mau pesan nasi uduknya dan makan di Restoran hotel Cempaka Sari.
  216.  
  217. "Terserah kamu aja". Aku gembira sekali dengan jawaban Diah. Karena sangat sesuai dengan rencanaku semula. Kami lalu memasuki pelataran hotel Cempaka Sari dan langsung menuju restorannya. Aku lalu memesan kepada waiter untuk dibelikan dua porsi nasi uduk, lalu dari restoran kami memesan jus melon untukku dan teh manis hangat buat Diah. Sambil menunggu pesanan, kami lalu melanjutkan obrolan kami. Aku mulai berfikir untuk melaksanakan rencanaku.
  218. "Diah, gimana kalo kita makannya didalam aja? Biar lebih santai dan kita bisa ngobrol " Aku mulai memancing Diah dengan berusaha mengajaknya untuk check-in ke kamar.
  219. "Ngapain? disini aja khan bisa Kayaknya Diah udah bisa nebak deh kemana arahnya " Jawabnya. Welehh, ternyata rencanaku terbaca olehnya.
  220. "Bukan begitu, say. Kalo didalam khan bisa sambil nonton TV atau apa kek." Aku harus lebih meyakinkan dirinya agar setuju dengan ajakanku.
  221. "Iya aku tau. Tapi kamu udah merencanakan semua ini, khan? Kayaknya kamu juga udah sering kesini yah?"
  222. "Lho.. kamu kok bisa nebak seperti itu" ujarku tersenyum.
  223. "Soalnya dari mana kamu tau di dalam ada TV segala. Hayoo.."
  224. "Lha.. kalo masalah itu sih khan nggak harus aku mencoba dulu. Biasanya kalau hotel seperti ini pasti setiap kamarnya dilengkapi dengan TV"
  225. "Sebenarnya kamu pingin apa sih dari aku? Udah deh, nggak usah berbelit-belit dan berdalih macem-macem. Atau kita pulang aja sekarang yah" Diah kelihatannya mulai curiga dan cemas akan rencanaku. Aku nggak mau rencanaku jadi buyar. Aku harus lakukan sesuatu agar lebih meyakinkan cewek ini, pikirku.
  226. "OK deh, kamu boleh pilih, kalo kamu mau pulang sekarang, aku nggak bisa nganterin kamu. Karena aku masih sangat capek. Aku mau beristirahat sebentar di kamar sambil makan makanan yang udah dipesan. Kalo kamu mau ikut, ayo. Kalo nggak terserah deh" Ujarku dengan nada sedikit mengancam. Aku pikir ini adalah upaya terakhirku untuk menaklukkan Diah agar mau ikut dengan rencanaku. Aku lalu berdiri beranjak. Tak kuperdulikan Diah yang terbengong-bengong menatap dan memperhatikan gerakku.
  227. "Kamu mau kemana? " Tanya Diah.
  228. "Aku mau pesan kamar. Aku pingin beristirahat di dalam sebentar." Aku lalu menuju front office dan memesan kamar. Setelah melakukan pembayaran, aku lalu balik menuju tempat duduk di restoran dimana Diah masih duduk terdiam, mungkin sambil berfikir.
  229. "Kalo kamu mau ikut aku, ayo. Kalo nggak, kamu bisa tinggal sebentar disini dan menunggu makanan. Dan jika kamu mau pulang dianterin aku, tunggu aku sekitar 2 atau 3 jam, kalo nggak, kamu boleh pulang sendiri. Aku panggilin taksi. Gimana?"
  230. " Kamu emang licik, yah" ujar Diah sambil terseyum dan mengangkat pantatnya dari kursi. Kupikir dia akan memilih untuk pulang. Ternyata dia berdiri disampingku bersiap untuk mengikutiku ke kamar hotel. Siipp, rencanaku berhasil. Dengan bisa mengajak cewek untuk masuk ke kamar, itu berarti keberhasilan berikutnya sedang menunggu.
  231.  
  232. ****
  233.  
  234. Sesampainya di kamar, Diah lalu menyetel TV dan duduk di kursi samping di depan TV. Aku membuka sepatuku.
  235. "Kamu nggak pingin mandi?" tawarku kepadanya.
  236. "Nggak ah. Ntar di rumah aja" Jawab Diah. Dia kelihatan masih yakin dan bersikeras bahwa kami hanya sebentar di kamar hotel itu. Aku lalu duduk di kasur dan ikut menatap layar TV.
  237. "Kenapa nggak duduk disini aja?" Tawarku kepadanya. Diah terdiam tanpa menjawab. Dia kelihatan sedikit kaku atau tegang, aku nggak begitu paham. Kami hanyut dalam keheningan beberapa lama. Dia kelihatan terus menonton acara yang ditayangkan di TV. Aku berfikir gimana caranya agar dia mau pindah ke kasur. Aku lalu beranjak menuju tempatnya dan mengulurkan tangan bermaksud menarik tangannya agar mau mengikutiku ke kasur. Dia sedikit bertahan.
  238. "Dari situ khan nontonnya gak enak, posisinya khan menyamping" Kataku memberi alasan.
  239. "Nggak kok. Biasa aja."
  240. "Ayo dong, duduk disini aja. Aku nggak bakalan ngapain-ngapain kok" Aku berusaha meyakinkannya. Aku harus sabar dan nggak boleh berlaku kasar. Cewek nggak suka cara kasar. Pria harus bisa mengkondisikan suasana selembut dan sesabar mungkin, walau permintaan 'arus bawah' sudah menggebu-gebu.
  241.  
  242. Diah menaikkan kakinya ke atas kursi. Kaki dan betisnya yang putih mulus menjadi santapanku kini. Mungkin karena gerakannya yang sedikit kewalahan dan rok jeansnya yang sebatas lutut itu, pahanya juga sedikti terbuka. Sekilas terlihat ruang diantara kedua pahanya. Namun karena gelap, aku nggak bisa melihat lebih jelas lagi. Yang pasti, aku menjadi semakin barnafsu. "Batang" di pangkal pahaku semakin keras menggeliat. Aku masih berdiri di depannya. Aku kembali menarik tangannya untuk mengikutiku ke kasur. Karena kedua kakinya berada diatas, posisinya agak lemah. Sehingga ketika dia kutarik, Diah kelihatan seperti mau tersungkur ke depan. Dia terjatuh dengan kembali menginjakkan kakinya ke lantai. Dan dia terlihat mengikuti tarikanku yang menuntunnya ke arah kasur.
  243.  
  244. Dia duduk di tepi tempat tidur. Kembali dia mengangkat kakinya dan duduk bersimpuh diatas kasur. Kali ini pemandangan lebih jelas. Terlihat ujung paha dan celana dalam berwarna terang, mungkin putih atau cream. Dia membenarkan posisi duduknya. Tampaknya dia sadar kalau mata "nakal"-ku sedang "menyatroni" isi roknya.
  245.  
  246. "Ah..Salah kostum nih" Ujarnya sambil tersenyum dan menurunkan bagian bawah roknya ke arah lutut, masih sambil bersimpuh.
  247. Aku lalu menarik bantal dan berbaring agak jauh dari posisinya.
  248. "Sambil berbaring aja lebih enak" Kataku. Dia hanya tersenyum dan tidak menjawab. Diah masih kelihatan kikuk.
  249. "Kamu nggak usah tegang dan kaku begitu" Aku berusaha membuat dirinya lebih santai dan meyakinkan dirinya bahwa aku bukanlah ancaman. Bahkan mungkin aku akan memberinya kenikmatan malam ini.
  250. "Aku khan bukan Vampire yang bakal menghisap darah kamu" Ujarku bercanda.
  251. "Aku manusia biasa yang nggak makan orang. Aku lelaki normal kok. Nggak percaya?"
  252. "Emang kamu lelaki?" Tiba-tiba Diah bertanya. Bagiku ini adalah lebih merupakan "tantangan" atau "lampu hijau" ketimbang sebuah pertanyaan.
  253. "Iya dong. Aku bukan gay atau homo"
  254. "Kok mirip gay?" Pancing Diah lagi tanpa memalingkan tatapannya dari TV.
  255. Aku langsung tahu bahwa aku harus melakukan sesuatu.
  256. "Apa? kamu kayaknya minta bukti yah" Jawabku bercanda. Kali ini aku langsung menyerbu kearahnya. Aku pegang tangannya lalu aku tarik dia. Dia terjatuh ke kasur. Aku tidak menyia-nyiakan kesempatan. Aku mencari wajahnya, tepatnya bibirnya yang sensual itu. Dia berusaha sedikit melawan dan berusaha menyembunyikan wajahnya.
  257. "Aku harus kasih bukti bahwa aku pria sejati ke kamu" Kataku sambil mendorong hingga Diah kini terbaring terlentang di kasur. Aku mencium bibirnya dengan sedikiit memaksa. Dia kayaknya agak sedikit melawan, walau menurutku hanya perlawanan basi-basi.
  258.  
  259. Aku kini menindihnya. Ku cium leher dan pipinya bergantian. Aku tahu itu adalah daerah sensitive yang harus pertama digarap ketika pria ingin menaklukkan wanita. Aku lalu membuka kedua kakinya dengan kedua kakiku. Disini dia lebih memberikan perlawanan yang berarti. Aku lalu mempersiapkan diriku terlebih dahulu. Aku membuka celana jeans ku dengan cepat sambil tetap menindih tubuh Diah. Kini penisku bergerak dengan lebih leluasa. Aku lalu kembali melumat bibir Diah. Kali ini Diah kelihatan merespons, walau masih setengah-setengah. Tapi aku tau dia sudah agak terbawa. Kulumanku kini ku arahkan ke bukit di dadanya yang masih terbungkus kaos biru. Aku mengecup bukit sebelah kiri, sementara tangan kananku meremas bukit yang sebelah kanan.
  260.  
  261. "Ngghh.." ceracaunya halus. Diah semakin terbawa dengan permainanku.
  262. Aku kembali berusaha membuka kedua kakinya. Dan kini berhasil tanpa perlawanan. Aku sedikit menaikkan rok nya keatas, sehinggak kedua kakiku kini berada diantara pahanya. Aku meraba daerah paling sensitif di dirinya, yaitu pangkal di antara dua pahanya. Dia menjerit halus dan menepis tanganku. Terasa tadi begitu lunak, lembab dan hangat, walau masih dibungkus celana dalamnya yang ternyata berwarna putih dan terbuat dari satin.
  263. Aku menurunkan posisi tubuhku.
  264.  
  265. "Lho.. punya kamu ntar bisa masuk ke punyaku nih. Tuh udah tepat di depannya" Ucapnya.
  266. Aku nggak ngerti apa itu peringatan darinya agar aku mempertimbangkan kemungkinan yang akan terjadi atas perbuatanku, atau ini sebuah tanda darinya agar aku sekarang menancapkan penisku ke "liang surga" miliknya.
  267. Aku nggak mau berfikir untuk menjawab pertanyaan ini. Yang penting kesempatan ini nggak boleh aku sia-sia kan. Aku harus menaklukkan Diah malam ini. Aku harus bisa merasakan nikmatnya bersenggama dengannya. Akan ku kentot dia. Aku ingin menikmati memeknya. Dan dia juga harus bisa merasakan betapa hebatnya penisku nanti memompa vaginanya.
  268. Aku lalu membuka celah celana dalamnya pas di depan liang vagina, lalu menuntun penisku menyentuh daerah nikmat tersebut. Dia mendelik, lalu terpejam.
  269.  
  270. "Ssshh..kokhh.. bener-benerrhh dimasukin sihchh.. sshh?"
  271. Aku nggak perduli dengan nada protes, ataukah itu nada nikmat darinya. Aku tekan penisku lebih ke depan dan perlahan kepalanya sudah mulai memasuki liang vagina Diah. Kutekan lebih dalam dan kini setengah batangku yang keras sudah bersarang didalam. Ternyata kini kuketahui bahwa Diah sudah tidak perawan lagi. Aku nggak perduli. Walau demikian liang vaginanya masih begitu sempit. Aku lalu menarik sedikit penisku dan kembali kutekan dengan kekuatan penuh. JleBH. Kini seluruh penisku sudah berada di dalam liang vaginanya. Dinding vagina Diah terasa menjepit-jepit dan mencengkeram batang penisku.
  272.  
  273. "Okhh. Memek kamu enak banget." ujarku.
  274. Aku menggenjot dengan perlahan sambil menikmati kehangatan dan jepitan vagina cewek satu ini.
  275. "Ssshh.. okhh.. okh..kamu apain punyaku? " Tanya Diah berceracau.
  276. "Aku sodokhk..sshh.. biar tambah lebar"
  277. "Sialan kamu.. sshh.. akhh"
  278. Tiba-tiba Diah mendelik dan mempererat rangkulannya di tubuhku. Aku tahu dia mau mencapai orgasmenya. Aku lalu mempercepat kocokanku.
  279. "Kamu kapan terakhir mens ..?" Tanyaku sambil tetap menggenjot dan mencoblosnya. Aku mau memastikan apakah aku bisa menyemprotkan air maniku di dalam vaginanya. Karena bagiku, orgasme dengan meyemprotkan air mani di dalam vagina adalah hal yang sangat nikmat. Akan sangat terasa sensasi kenikmatan berhubungan seksual yang luar biasa, ketimbang pakai kondom atau "coitus interuptus" (dikeluarin di luar, bahasa "kampung"nya).
  280. "Mungkin 3 atau 4 hari lagi aku mens. Kenaphaa? sshh.. Kamu keluarin diluar yakhh. Jangan di dalamphh..akkhh" Diah memperingatkanku yang diakhiri dengan rangkulannya yang keras dan teriakannya. Dia menarikku seakan mau menghisap punyaku seluruhnya masuk kedalam vaginanya. Aku juga sudah mau menunjukkan tanda-tanda bahwa aku akan orgasme. Aku semakin mempercepat gerakan kocokanku dan lebih mengeraskan tekananku ke dalam. Dan akhirnya..
  281. "Sshh..okhh. ohh.. ohh.."
  282. Crot..crot..crot.. crot.. crot.. sret.. sret..
  283.  
  284. Tanpa dapat dibendung lagi, sperma ku dengan gumpalan-gumpalan yang sangat kental dan pancaran yang begitu keras memuncrat keluar membanjiri dinding vagina Diah dan aku yakin sampai ke rahimnya. Diah terbelalak seketika. Entah dia kaget atau juga ikut kembali menikmati semprotan maniku. Aku nggak tau dan nggak perduli. Aku terkapar lemas diatas perut Diah. Masih kudengar nafas nya ngos-ngosan akibat permainan kami tadi.Aku lalu berguling kesamping dan aku tertidur sampai pagi karena nikmat dan kelelahan.
  285.  
  286. Tamat
  287.  
  288. cerita 4
  289.  
  290. Diana
  291. Aku tidak menyangka bahwa kota yang kecil seperti "M" di Jawa Timur ini bisa membuatku mengenal banyak wanita dan mereka semua rata-rata sudah mapan dan berkeluarga. Kejadiannya mulanya juga tidak kuduga. Pertama kali aku mengikuti senam pada sebuah sanggar senam yang cukup terkenal dan pada awalnya setelah selesai senam aku langsung tancap gas dan pulang.
  292.  
  293. Suatu ketika pada waktu senam usai aku merasa lapar, kusempatkan sebentar mampir di kantin depan untuk minum, di sana kulihat banyak sekali wanita dengan riang dan tertawa lepas. Sambil minum aku merasa ada sepasang mata melihatku dengan serius dan kucoba menoleh dan dia tersenyum. Kutaksir umurnya 32 tahun tetapi badannya masih sip. Kubuang pandang mataku menjauhi untuk menghindari tatapan matanya tapi tak lama kemudian aku dibuat terkejut oleh suaranya yang sudah berada di dekatku.
  294.  
  295. "Sendirian ya, boleh aku duduk disini?", pintanya sambil meletakkan pantatnya di kursi depanku, sehingga dia sekarang jelas berada di hadapanku.
  296. Dia memperkenalkan diri dengan nama Diana dan aku menyambut dengan memperkenalkan namaku Ade. Saat dia ngobrol kuperhatikan bodynya cukup bagus, dadanya kutaksir nomor 32 B kecil namun padat, pinggangnya ramping. Perkenalan awal ini akhirnya aku dan Diana menjadi lebih akrab. Suatu ketika saat aku pulang senam kulihat Diana sendiri, dengan baik hati aku menawarkan dia untuk aku antar ketujuannya dan dia tidak menolak.
  297.  
  298. Di dalam mobil sesekali mataku mencuri pandang ke arah dadanya, kali ini Diana memakai kaos dengan leher rendah dan ketat sehingga nampak jelas garis BH-nya. Tanpa terasa dia juga melihat ekor mataku.
  299. "Hayo De,.. kamu lihat apa barusan.., Kalo nyetir yang bagus dong jangan lihat samping ntar kalo nabrak bagaimana", tanyanya pura-pura marah.
  300. "Ah.., Nggak ada cuman lihat aja kok", jawabku bingung sambil menggaruk kepala yang tidak gatal tanda aku manyun.
  301. "Ah.., Sudahlah,.. toh sama juga khan dengan punya istrimu dirumah", timpalnya sambil tersenyum.
  302. Aku jadi salah tingkah saat pertama kali berkenalan kami memang sama-sama mengaku jujur tentang kondisi masing-masing. Kendaraan memasuki halaman yang cukup luas dengan taman yang cukup bagus.
  303.  
  304. "Masuk dulu De,.. aku ada perlu pengin cerita-cerita ama kamu", pintanya.
  305. Tanpa persetujuan lagi aku memasuki ruang tamunya. Tak lama kemudian Diana keluar dengan memakai rok mini dan kaos tanpa lengan. Pandanganku jadi kacau melihatnya, dari sela ketiaknya kulihat jelas BH nya hitam dengan daging yang menyembul indah.
  306. "Lho.., kok sepi nih, mana keluargamu yang lain..", tanyaku menyelidik.
  307. "Anakku masih sekolah sedangkan suamiku sudah 4 hari ini tidak pulang, biasa bisnis", jawabnya.
  308. Sambil kulihat tangannya mengutak-atik remote televisi.
  309. "Nah terus kegiatanmu apa kalo lagi sepi begini..", tanyaku lagi.
  310. Sambil sesekali mataku kuarakhan pada pahanya yang mulus terlihat dibalik rok mininya.
  311. "Yach biasanya sih abis senam aku kumpul-kumpul ama beberapa ibu-ibu dan dilanjutkan dengan santai-santai, belanja atau putar video.., e.., e.., Yah tahu sendirilah..", senyumnya menggoda.
  312. Gaya duduk Diana berubah ubah sehingga aku semakin bebas mengarahkan mataku pada pahanya yang terkadang menyembul banyak di sela rok mininya. Timbul niat isengku untuk menggodanya lebih jauh.
  313. "Video apaan sih..", tanyaku pura-pura bodoh.
  314.  
  315. Lama Diana terdiam dan akhirnya dia mengarahkan tangannya pada televisi dan tak lama kulihat adegan yang cukup mendebarkan yaitu seorang lelaki hitam dengan penis yang lumayan besar sedang dikulum oleh perempuan kulit putih. Kontras sekali nampaknya, aku terkejut sambil memandang Diana, dia tersenyum aku jadi salah tingkah. Akhirnya televisinya dimatikan.
  316. "Yah itulah yang sering kami tonton bersama De.., Kami puas setelah menonton terus rumpi sama-sama, kebetulan hari ini mereka ada acara dan aku tidak sehingga aku sendirian saat ini", ceritanya pasrah.
  317. "Nonton aja apa enaknya?", tanyaku menggoda padahal penisku sendiri sudah mulai tegak berdiri.
  318. "Mending aku bantuin lho kalo begini", pintaku sambil senyum
  319. "Ah.., De paling-paling kamu juga takut.., cuman omong aja.., Mancing ya..", dia menimpali.
  320. Aku merasa tertantang dengan perkataannya.
  321. "Nggak kok, bener deh coba aja nyalain televisinya.."
  322. "Terus ngapain, berani beneran kamu", tantangnya tak kalah ngotot.
  323. "He em.., Lihat aja.., aku udah tadi kok geregetan lihat kamu", balasku menantang.
  324.  
  325. Kulihat wajahnya memerah dan tanpa menunggu waktu lagi tangan Diana memijit tombol remote dan kulihat kembali bagaimana ganasnya cewek menghisap kemaluan si cowok. Diana menggeser duduknya mendekatiku.
  326. "De terus terang aku sama teman-teman sudah lama memperhatikan dirimu", bisiknya.
  327. Belum sempat dia meneruskan aku sudah menyorongkan mulutku padanya, diluar dugaan dia langsung membalas dengan ganas dan buas. Hampir aku tidak bisa bernafas dan dengan sigap tanganku menjelajah seluruh tubuhnya. Tiba pada gumpalan daging yang mulai tadi kulirik kini sudah berada di genggamanku. Dengan lembut kuelus dan kuremas, Diana menggelinjang. Karena kursi yang kududuki sempit aku mencoba menggeser Diana pada tempat yang lebih lapang yaitu di karpet bawah. Dengan perlahan tanganku mulai masuk pada gading susunya lewat celah ketiaknya. Kenyal sekali, kuucek terus sampai kurasakan pentil Diana mulai mengeras sementara mulutku masih dikuasai oleh lidahnya yang panas.
  328.  
  329. Kutarik mulutku dan kuangkat kaos Diana lewat kepalanya sehingga kini Diana tinggal hanya BH dan rok mininya. Aku melihat tak berkedip betapa besar dan indahnya susu Diana walaupun sudah beranak tiga. Dengan cepat kutarik susu itu keluar dari Bhnya. Perlahan mulutku mendarat mulus pada lingkaran coklat kehitaman ditengah susunya. Kuhisap pentil Diana yang mengeras dan besar. Dia mengerang tak karuan. Kuteruskan sambil tanganku mengusap seluruh tubuhnya. Aku menindih Diana perlahan, kurasakan penisku yang mulai membesar menatap perut Diana dan Diana menarik diri keatas sehingga penisku mengarah tepat diselangkangannya. Tangan kiriku memeluk lehernya mulutku kearah susu kiri dan kanan sementara tangan kananku menjelajah tubuhnya. Kini tangan kiriku berpindah disusunya dan mulutku menciumi perut dan pusarnya sementara tangan kananku kini pada tempat yang tadi ditindih penisku yaitu memeknya. Diana terkejut dan "Enngh.., zz..", dan suara itu tak beda dengan suara televisi yang kulirik semakin hot saja, tanganku tambah berani saja, kusibakkan rok mininya dan kuelus memeknya.
  330.  
  331. Tanganku tak sabar dengan cepat kumasukkan tanganku pada CD nya dan kurasakan betapa lebat rambut memeknya. Basah dan becak semakin terasa saat lubang memeknya tersentuk jari tengahku. Kuucek perlahan Diana semakin tak karuan tingkahnya dan jariku yang lain mempermainkan klentitnya. Aku tak bebas kutarik semua yang melekat didaerah pahanya yaitu rok dan CDnya, Diana hanya terpejam merasakan seluruh gerakanku. Kuperhatikan sekarang seorang perempuan telanjang bulat dengan susu yang besar serta rambut kemaluan lebat dan klentit yang cukup panjang keluar agak kaku. Tanganku terus mengucek lubang kemaluan Diana dan kudengar lenguhan tak karuan saat dua jariku masuk ke lubangnya.
  332. Aku terkejut tiba-tiba Diana bangun dan menarik tanganku menjauh dari lubang kemaluannya.., dengan mendesah Diana menarik kancing bajuku dan menurunkan retsleting celanaku hingga terlepas dan kini aku tinggal memakai CD saja. Diana menelusuri tubuhku dengan mulut mungilnya. Kini aku yang merasakan gejolak nafsu yang luar biasa, kurasakan tangan Diana mengelus penisku dari luar CD-ku.
  333.  
  334. Mulut Diana semakin tak karuan arahnya leher, dada, pinggangku digigit kecil dan perutku juga tak luput dari ciumannya aku didorong sehingga posisku terlentang saat ini, tanganku hanya bisa menggapai kepala Diana yang kini berada diperutku. Kurasakan tangan mungil mulai meremas-remas keras penisku dan penisku semakin kaku saja. Kuperhatikan wajah Diana terkejut saat tanganya mulai masuk CD dan memegang penisku. Cepat-cepat disibaknya semua penghalang penisku dan kini dia nampak jelas bagaimana penisku meradang. Kepala penisku memerah dan tangan Diana tak sanggup menutup semua bagian penisku. Diremas-remas dengan gemas penisku dan memandangku mesra. Aku mengikuti matanya dan mengangguk. Diana mengerti anggukanku dan dengan perlahan mulut Diana disorongkan pada kepala penisku. Aku merasa hangat saat mulut kecil itu mendarat di penisku. Diana mulai menggila dengan menghisap dan menjilat seluruh bagian penisku. Aku merasakan penisku berdenyut keras menahan hisapan kuat mulut Diana. Diana semakin menjadi mendengar eranganku, seluruh tubuhku terasa melayang merasakan panasnya lidah yang menjilat dan mulut mungil yang menghisap, dan kuperhatikan kepala Diana naik turun dengan mulut penuh.
  335.  
  336. Tangan Diana juga tidak tinggal diam kuperhatikan tangan kirinya sibuk meggosok memeknya sendiri dan tangan kanannya memegang penisku dan mengocoknya sementara mulutnya tetap aktif menghisap dan terus menghisap.
  337. Diana kini mulai menjauhkan mulutnya pada penisku dan tak seberapa lama dia duduk sambil menuntun penisku diarahkan pada memeknya, rupanya Diana juga tidak sabar ini terbukti dengan dipaksakan dengan keras memeknya untuk tertusuk penisku dan kurasakan penisku hangat saat menembus lubang memek Diana. Kusaksikan wajah Diana meringis menahan laju penisku di memeknya, dia tidak bergerak menyesuakan diri dengan penisku. Aku merasakan penisku berdenyut seperti dipijat, Diana perlahan mulai menggoyangkan pantatnya naik turun sambil rambutnya tergerai dan kulihat susu Diana bergerak dan brgoyang indah, cepat-cepat kuremas dan kuusap-usap susu besar itu dan tak seberapa lama kusaksikan Diana mengejang dengan memelukku erat dan kurasakan ada kuku yang menancap di punggungku.
  338. "Ssstt, eennghh.., Aku nggak tahan De..", lenguhnya.
  339. Aku menjadi giat menggoyang penisku menusuk-nusuk memeknya yang semakin basah, suara kecipak memek Diana saat kutusuk membuatku semakin bergairah dan.., aku memegang pinggang Diana untuk mengarahkan semua penisku pada lubangnya, aku mulai merasakan penisku panas dan mau keluar.
  340. "Diana.., aku mulai nggak tahan nih.., mau keluar.., ahh", sambil terus kugoyang pantatku berputar dan meremas pinggulnya yang berisi.
  341. Diana semakin menjadi dan bersamaan dengan keluarnya spermaku aku merasakan ketegangan yang luar biasa bahkan lebih hebat dari yang tadi, kaki Diana kaku dan melingakar pada kakiku dan erangannya semakin keras dan binal. Pagutan tangannya kurasakan sampai aku hampir tak bernafas.., Kami berdua puas dan sama-sama kelelahan.
  342.  
  343. Sejak saat itu sampai sekarang aku masih sering melakukan hubungan sex dengan Diana, bahkan secara sembunyi-sembunyi aku sempat merasakan memek lain milik sahabat Diana, karena Diana pernah berkata bahwa dia tidak suka melihat aku melayani teman-temannya, dan bahkan ada beberapa ibu-ibu yang tetap jadi tumpuan penisku. Bahkan berkat informasi dari mereka-mereka kini aku biasa melakukan hubungan sex dengan mereka yang kesepian.
  344.  
  345. Tamat
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement