Advertisement
SilverBox

Classroom of the Elite Ch. 1 Intro (Arakiyota)

Dec 11th, 2019
210
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 13.42 KB | None | 0 0
  1. Chapter 1: Intro
  2. Upacara Kelulusan
  3.  
  4. 24 Maret. Upacara Kelulusan.
  5. Setelah para siswa kelas tiga menyelesaikan semua proses yang ada.., akhirnya mereka tiba di hari acara besar lainnya.
  6. Bagi para siswa yang terdaftar di sini, mungkin merasa ini hanyalah acara sederhana belaka lainya.
  7. Secara pribadi, hal ini layak untuk disaksikan.
  8. Pertama.., aku penasaran dengan hasil kakak Horikita melawan Nagumo.
  9. Aku masih belum mengetahuinya.., hasil dari pertempuran akhir dari yang terakhir.
  10. Apakah kakak Horikita lulus sebagai siswa Kelas A atau Nagumo akhirnya berhasil meng-intervensinya?
  11. Pada hari libur kemarin seharusnya aku bisa mengetahui hasilnya. Namun karena ada sesuatu yang harus dikerjakan, aku tidak melangkah keluar dari kamarku...
  12. Bagaimanapun itu.., aku mungkin bisa melihat hasilnya hari ini.
  13. Dan juga.., secara pribadi aku tertarik seperti apa acara kelulusan itu.
  14. Entah itu upacara kelulusan atau acara penutupan, pengalaman pertama ini membuat hatiku berdebar-debar.
  15. Waktu yang ditentukan semakin dekat. Setelah memastikan pintu kamarku terkunci, aku pergi ke sekolah.
  16. "Selamat pagi..."
  17. Bertemu di lift.., Keisei menyapaku dengan santai.
  18. Karena ada beberapa siswa kelas lain yang melihat, kami berbicara tanpa ada hal khusus. Bahkan sekarangpun, kami berdua berjalan keluar dari lobi asrama dengan tenang.
  19. "Padahal sudah bisa naik sampai ke Kelas C, tapi harus kembali lagi seperti setahun lalu."
  20. Kelas C yang dikalahkan pada ujian terakhir kelas satu, harus kembali lagi menjadi Kelas D.
  21. Mungkin ada sejumlah siswa yang terkejut mengenai hal ini. Tapi.., untungnya lawannya adalah Kelas A.
  22. Setelah itu.., aku yang dilindungi 'Poin Perlindungan' menjadi menara komando.., sudah melaksanakan tugasku itu sebaik-baiknya. Tidak bisa dihindari walau harus kalah. Malah menurutku kami sudah memberikan perlawanan yang layak.
  23. Walaupun harus jatuh ke Kelas D. Angka penurunan poin kelasnya tidaklah buruk.
  24.  
  25. Hasil sementara poin kelas akhir maret ini.
  26. 1131 Poin untuk Kelas A yang dipimpin Sakayanagi.
  27. 550 Poin untuk Kelas B yang dipimpin Ichinose.
  28. 347 Poin untuk Kelas C yang dipimpin Horikita
  29. 508 Poin untuk Kelas D yang dipimpin Ryuuen.
  30.  
  31. Angka ini hanya bisa bertahan hingga akhir maret ini.
  32. Secara umum poin kelas ditetapkan pada hari pertama di setiap bulannya. Karena keadaan itu kelas berubah, namun sekarang ini kami masih menjadi Kelas C bukannya Kelas D.
  33. Dan juga.., bersamaan dengan naiknya Ryuuen dan yang lainnya ke Kelas C, mereka juga mampu mendekati poin Kelas B.
  34. Jika 1 April mendatang poinnya tetap sama seperti ini.., kelas akan mengalami perubahan yang besar.
  35. Tapi.., jangan lupa bahwa sekolah bisa merubah poin kelas setiap bulannya dengan mempertimbangkan berbagai keadaan yang ada.
  36. Kelas Ichinose yang memiliki siswa yang rajin.., atau kelas Ryuuen yang tidak bisa dikatakan sebagai siswa teladan.
  37. Dikarenakan perbedaan dalam gaya hidup sehari-hari, seharusnya setiap kelas menerima poin yang berbeda-beda juga.
  38. Mungkin... sekarang ini Kelas B merasa khawatir tentang itu.
  39. Tapi.., pada satu tahun ini Ichinose bersama Kelas B mampu bertahan.., setidaknya bisakah dia berhasil selamat?
  40. Ya... walaupun begitu, perbedaan saat ini hanya 42 poin.
  41. Dalam ujian khusus berikutnya, besar kemungkinan Ryuuen mampu untuk naik ke Kelas B.
  42. Hanya dengan melihat ini, kami yang jatuh ke Kelas D mungkin terlihat jauh tertinggal, tapi kau tidak boleh melupakan situasi poin bulan april dan mei tahun lalu.
  43. Pada april tahun lalu, semua kelas di berikan 1000 poin permulaan yang sama.
  44. Tidak ada keuntungan Kelas A, maupun kerugian Kelas D.
  45. Kalau diingat-ingat.., itu adalah kesempatan yang besar untuk menetapkan posisi.
  46. Tapi sangat disayangkan, kami Kelas D menggunakan seluruh poin kelas kurang dari sebulan. Dan Hasilnya...
  47.  
  48. Kondisi poin kelas pada saat bulan maret tahun lalu.
  49. 940 poin untuk Kelas A yang dipimpin Sakayanagi.
  50. 650 poin untuk Kelas B yang dipimpin Ichinose.
  51. 490 poin untuk Kelas C yang dipimpin Ryuuen.
  52. 0 poin untuk Kelas D yang dipimpin Horikita.
  53.  
  54. Penurunan poin kelas pada bulan mei ini bisa dibilang dimulainya dari persaingan antar kelas.
  55. Setelah dipikirkan kelas kami selama setahun ini telah mendapatkan 374 poin.
  56. Sayangnya, karena perilaku sehari-hari seperti terlambat, absen dan lain-lain.., kami mungkin hanya bisa mendapat poin, sedikitnya sekitar 330 sampai 340 poin.
  57. Jawaban yang dapat kita lihat dari hal ini adalah, Kelas kami menjadi kelas yang paling banyak menambah poin kelasnya dalam setahun ini, bahkan jauh melampui Kelas A yang menduduki peringkat kedua pada setahun ini, hanya berhasil mengumpulkan 191 poin.
  58. Musim semi tahun lalu, kamu bahkan tidak bisa membayangkan peningkatan tidak masuk akal yang berawal dari 0 poin.
  59. Setelah naik ke kelas dua, diharapkan teman sekelas lainya menjadi lebih aktif lagi.
  60. Jika tidak.., kamu tidak akan bisa mendekati kelas atas.
  61. Pertumbuhan pemimpin seperti Horikita dan Hirata, dan juga peningkatan kemampuan semua teman sekelas.
  62. Dengan ini, sangat mungkin untuk bersaing dengan kelas yang ada di atas.
  63. Dengan tidak adanya keberadaan seseorang di sekitar, Keisei seakan ingin mengatakan sesuatu, membuka mulutnya.
  64. "Tenang saja.., hampir tidak ada teman sekelas yang menyalahkanmu."
  65. Sepertinya dia mengkhawatirkan tentang kegagalanku yang menjadi menara komando.
  66. "Hampir.., ya...?"
  67. Meskipun bermaksud untuk menghibur, tapi itu juga kata-kata yang menjebak.
  68. Dengan kata lain, ada beberapa siswa yang tidak puas denganku.
  69. "Itu... mungkin tidak sempurna. Lagi pula itu bukan berarti Kiyotaka yang salah. Tapi lebih kepada, ingin memberikan menara komando kepada siswa yang lebih mampu."
  70. Dalam arti tertentu itu sama saja seperti menyalahkan, tapi ketidakmasukakalan adalah bagian dari manusia. Walaupun pernah menyetujuinya sekali, bukan hal yang aneh untuk diperdebatkan lagi.
  71. Kekalahan dengan Kelas A karena 'menara komando-nya', tentu saja tidak heran kalau banyak yang tidak puas.
  72. "Sudah ada orang yang mulai seenaknya tahu, aku yakin jika bukan karena poin perlindungan, tidak ada yang mau menjadi menara komando."
  73. Ketika nanti ada siswa yang ingin mengeluh kepadaku, Keisei mencoba berfikir untuk mendukungku.
  74. "Sebagaian besar mungkin begitu.., tapi ada kasus seperti halnya Ryuuen kan..."
  75. Saat aku mengatakan itu.., Keisei tersenyum pahit sambil menggelengkan kepalanya ke kiri ke kanan dengan ringan.
  76. "Dia itu istimewa, dia melakukan hal yang tidak masuk akal hanya untuk pertunjukan.., nyatanya tanpa poin perlindungan dirinya mampu mengalahkan Kelas B."
  77. Jika dilihat luarnya saja.., maka apa yang dikatakan Keisei benar adanya.
  78. Tapi.., kebenarannya tidak hanya itu.., itu adalah bagian dari strategi kemenangan Ryuuen.
  79. Namun... pertunjukan tak berdayanya itu hanya salah satu dari langkahnya.
  80. "Hei.., Kiyotaka. Ada sesuatu yang inginku katakan denganmu."
  81. Ketika kukira sudah sampai pada tahap akhir pembicaraan, sekali lagi Keisei berkata.
  82. "Pada saat aku mencoba untuk meyakinkan Katsuragi, kenapa kamu tidak melaporkannya kepada Horikita?"
  83. Untuk meraih kemenangan melawan Kelas A, Keisei pernah menawarkan strategi kepada Horikita untuk membawa Katsuragi yang kalah melawan Sakayanagi kepihaknya.., namun itu segera ditolak Horikita karena tingginya resiko dan sulitnya untuk mewujudkannya.
  84. Tapi Keisei tidak menerima keputusan itu dan dengan keputusannya sendiri pergi untuk membawa Katsuragi. Dan kegagalan adalah hasilnya.
  85. Ya... walaupun gagal juga.., tidak berdampak apa-apa.
  86. Walau tidak mendapat kerjasama dari Katsuragi, tidak ada juga bahaya yang nyata.
  87. "Bukankah itu baik... tidak banyak menerima kerusakan?"
  88. Untuk Keisei, bagian terpentingnya bukanlah tentang itu.
  89. Walaupun aku mengetahui itu, aku tetap memberinya kata-kata penghibur.
  90. "Itu kerena Katsuragi adalah tipe orang memakai cara yang baik. Misal kalau itu adalah Sakayanagi, atau Ryuuen, kita mungkin akan menerima banyak kerusakan."
  91. Untuk orang yang secara paksa meyakinkan dirinya sendiri, Keisei merasakan tanggung jawab yang kuat dari masa depan yang tidak terjadi itu.
  92. Dari kata-katanya, sepertinya Keisei sudah berbicara sendiri dengan Horikita mengenai Katsuragi.
  93. "Ya... aku sendiri yang berbicara dengan Horikita, karena kupikir itu adalah tanggung jawabku..."
  94. Dia siap menerima teguran dan dengan patuh berbicara dengannya.
  95. "Apakah kamu memiliki keyakinan kalau Katsuragi tidak akan mengkhianati Kelas A? Kiyotaka..."
  96. Lalu... pertanyaan yang tepat secara langsung itu menuju ke arahku
  97. "Bukan berarti aku yakin.., nyatanya ada kemungkinan Katsuragi akan berkhianat. Bukankah begitu...?"
  98. "Itu... tidak, tapi..."
  99. Entah itu 50% atau 1%, aku akan melewatkan masalah persentasenya.
  100. "Singkatnya aku lupa untuk memberitahu Horikita tentang masalah itu. Dikepalaku penuh dengan kecemasan 'apa aku mampu menjalankan tugas sebagai menara komando'. Dalam hal ini kita sama, aku juga memiliki tanggung jawab yang besar, karena tidak bisa membawa Katsuragi memihak kita."
  101. Kami berdua meminta maaf tentang masalah membawa Katsuragi.
  102. "Kita sama... ya...? Meskipun begitu, aku merasa pandanganku masih sangatlah naif. Menimbang resikonya, seharusnya kita tidak perlu membujuk Katsuragi."
  103. Kita tidak bisa melakukan apa-apa terhadap hal yang sudah terjadi, namun kamu masih bisa melihatnya ke belakang.
  104. "Jika itu tentang pandangan yang naif, aku juga seperti itu.., walaupun aku di sana saat itu, tapi tidak bisa mengatakan apa-apa."
  105. "Kalau kau juga mengatakan itu.., perasaanku sedikit lebih tenang."
  106. Dengan begitu banyaknya siswa yang mengikuti ujian, Keisei berusaha melakukan sesuatu dengan putus asa, hanya untuk menang.
  107. "Lagi pula dengan ini, kita bisa mengetahui kalau strategi seperti itu tidaklah mudah untuk berhasil."
  108. Dari kegagalan kamu bisa belajar banyak hal.
  109. Ya... itu juga tergangung dari setiap orang untuk menanggapinya.
  110. "Ya... benar.., aku terlalu fokus untuk menang, karena itu aku tidak dapat melihat apa yang ada di depan. Benar-benar deh... ini adalah cerita yang menyedihkan untuk dikatakan."
  111. Setelah mengintrospeksi diri , dia terbatuk sedikit.
  112. Membujuk Katsuragi memang pemikiran yang naif.., tapi untuk berusaha melakukannya, aku menghargainya.
  113. "Jadi Keisei.., apa yang Horikita katakan padamu?"
  114. "Horikita tidak berusaha menyalahkanku, meskipun salah sedikit saja aku mungkin bisa membawa kerusakan pada kelas. Lebih dari itu, jika aku mempunyai ide baru dengan senang hati dia ingin mendengarnya.., ya walaupun dia menyarankanku untuk menahan diri dari tindakan yang terburu-buru."
  115. Rupanya.., Horikita memberi penilaian yang serupa mengenai masalah Keisei.
  116. Orang-orang tumbuh melalui kegagalan. Jika hanya melihat hasilnya saja, kamu tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin.
  117. Tentu saja itu terbatas hanya pada orang terus menerus gagal.
  118. "Sejujurnya sampai sekarang ini aku belum mengakui posisi Horikita sebagai pemimpin. Tentu saja aku tahu dia pintar dan juga atletis, tapi itu karena dia memiliki sifat yang memandang rendah orang lain."
  119. Aku tidak menyangkalnya kalau tentang hal itu.., setidaknya dia bukan tipe pemimpin seperti Hirata yang mendukung orang lain.
  120. Secara sepihak menetapkan standar pada teman, tentu saja itu akan membuat mereka memusuhimu.
  121. "Tapi... kupikir kami ini mirip. Aku menganggap olahraga itu hal yang tidak diperlukan, memandang rendah orang-orang yang bodoh. Aku sama buruknya..."
  122. Sewaktu baru saja masuk di sekolah ini, Keisei pernah menghina orang yang tidak pandai belajar.
  123. Mungkin karena dia berpikir kalau seorang siswa sekolah ada, segalanya hanya untuk belajar.
  124. "Keisei yang sekarang dan Keisei satu tahun lalu , benar-benar berbeda..."
  125. "Ya... aku sendiri bahkan merasa aneh tentang hal itu. Tentu saja belajar sangatlah penting, tapi kemampuan fisik, komunikasi.., serta persahabatan itu juga diperlukan. Tapi itu juga berlaku untuk Horikita. Dirinya sedikit demi sedikit mulai berubah. Sekarang bisa menjadi orang yang dapat diandalkan dan dapat dipercayai lebih dari sebelumnya."
  126. Diantara anggota Ayanokoji Grup, hanya Keisei yang sulit untuk membuka hatinya. Jika sampai bisa sejauh ini memuji Horikita, aku bisa dengan patuh mempercayai pernyataannya tersebut.
  127. "Kurasa begitu..."
  128. Mudah untuk menyetujuinya.
  129. Butuh satu tahun, tetapi kita sudah bisa melihat ada siswa yang mulai terlibat dengan Horikita...
  130. Sejak ujian pemilihan suara kelas, Horikita secara bertahap mulai diakui teman sekelasnya.
  131. Faktor utamanya mungkin karena perbedaan antara ketajaman strategi dan kepemimpinannya yang tinggi.
  132. Dinding tinggi yang menyelimuti hati Horikita, sedikit demi sedikit mulai menghilang. Saat dinding itu masih ada dia memutuskan orang selain dirinya hanyalah beban, meninggalkan yang lemah adalah hal yang tidak bisa ditolong. Dia benar-benar memiliki kecerendungan yang sama dengan Keisei.
  133. "Tentu saja aku tidak berpikir semua pernyataan Horikita itu benar. Tapi jika Horikita membuat keputusan yang salah, aku tidak akan menahan diri untuk menghentikannya... apa aku ini salah...?"
  134. Keisei yang berpikir seperti itu... menunjukkan sikap percaya di mana harus percaya, dan meragukan di mana harus ragu.
  135. "Tidak... itu benar kok.., begitulah kelas seharusnya."
  136. Entah sebanyak apapun kamu mengandalkannya, Horikita masihlah seorang siswa sekolah.
  137. Terkadang kamu juga bisa saja membuat kesalahan yang besar.
  138. Pada saat itu... walaupun hanya ada satu siswa yang bisa menunjukan kesalahan itu. Maka itu adalah hal yang patut disukuri.
  139. Kamu bisa saling berdampingan dan saling berkerjasama untuk mencari jalan keluarnya.
  140. Tapi untuk kelas kediktatoran seperti Sakayanagi dan Ryuuen, tidak akan bisa melakukan hal seperti itu.
  141. Jika harus dikatakan kelas kita akan lebih seperti kelasnya Ichinose.
  142. Dan... sampai kelas kami bisa menggunakan cara kami sendiri, penting untuk tetap seperti ini.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement