Advertisement
richter_h

cileupeut1

Feb 6th, 2014
120
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 7.58 KB | None | 0 0
  1. Sore hari, di taman kota Cileupeut.
  2.  
  3. Sore hari yang cerah, cahaya lembayung senja mulai nampak dari ufuk barat. Seorang pemuda duduk santai di kursi taman, sesekali memandangi lampu taman kota yang sebentar nyala sebentar padam, sesekali memandangi pepohonan di depannya. Dia duduk sambil ngemil gorengan tahu isi lombok yang dia beli dari tukang gorengan depan kios Mang Duleh, kios yang tepat ada di depan taman kota. Sengaja dia datang sendiri ke taman kota setelah melakukan pekerjaan kecil di bengkel elektronik akademi, dan karena dia mendapatkan upah dari pekerjaan itu dia bisa membeli beberapa biji tahu isi lombok yang tidak biasanya dia beli.
  4.  
  5. Ya. Jika Anda bertanya berapa harga tahu isi lombok itu, enam biji gorengan itu seharga dengan paket makan siang nasi sayur tahu ditambah teh manis dingin. Cukup mahal, bukan?
  6.  
  7. Pemuda itu kemudian menengadah ke langit, memandangi langit yang mulai berubah warna dari biru menjadi jingga. Sore hari yang indah, menurutnya. Sambil menahan pedasnya tahu isi lombok, dia berusaha untuk santai walau wajahnya makin merah, makin berkeringat dan dia ingin sekali minum air dingin untuk meredam pedasnya lombok pada tahu isi yang baru saja dia makan. Sebuah kesalahan untuk menggigit lombok tanpa persiapan seperti air minum...
  8.  
  9. Sore itu kebetulan beberapa orang simpang siur di taman kota. Tidak terlalu sepi, tapi tidak terlalu ramai. Beberapa orang yang lewat tidak memperhatikan pemuda yang mulai tidak kuat menahan pedasnya lombok pada tahu isi itu, beberapa orang memperhatikan gelagat pemuda itu yang makin tidak menentu, hingga beberapa saat kemudian, salah seorang yang kebetulan lewat taman kota memperhatikannya dan memutuskan untuk menghampiri pemuda itu.
  10.  
  11. Tanpa pikir panjang, dia menyodorkan sebotol air minum pada pemuda itu. Mungkin karena melihat gelagat pemuda itu yang makin lama makin seperti naga makan lombok sekarung, mungkin juga karena melihat beberapa tahu isi lombok yang ada di samping pemuda itu.
  12.  
  13. “Whuah. Muakaswih... Pwas bwanghet, kebethulan sayah nggak bawa aer tadi...”
  14.  
  15. Spontan pemuda itu langsung meneguk air yang ditawarkan pada orang yang numpang lewat itu. Begitu selesai dia minum dan meredam amarah lombok yang dia gigit tadi, bukannya makin mereda, wajah pemuda itu makin memerah lantaran yang tadi menawarkan air minum padanya ternyata seorang gadis belia, berambut panjang terurai dan mengenakan kemeja bermotif kotak-kotak dan celana denim rada gombrang. Kacamata yang dikenakannya membuatnya terlihat lebih manis, dan pantas saja membuat pemuda itu makin memerah wajahnya.
  16.  
  17. “M-makasih airnya...” Pemuda itu memberikan kembali botol air minum pada gadis itu. “Gila nih, bener aja kata yang lain, tahu isi lombok emang kayak setan goreng!”
  18.  
  19. Gadis itu hanya menyimpul senyum mendengar kata-kata pemuda itu.
  20.  
  21. “Lain kali, bawa air juga dong...”
  22.  
  23. “Justru itu, lupa beli tadi.” Pemuda itu membalas gurau gadis itu diiringi dengan tawa.
  24. Suasana hening sejenak. Sisa-sisa pedas dari tahu isi lombok masih terasa di lidah pemuda itu. Lampu taman kota makin bersinar karena hari mulai gelap.
  25.  
  26. “Mau tahu isi lombok? Coba aja. Enak kok, cuma ya pedesnya aja ini ngga ketulungan...”
  27. Gadis itu menjawab tawaran pemuda itu dengan senyum. Lagi. Tapi sekarang dengan jawaban singkat, “Aku nggak bakal kuat makan yang pedas-pedas.”
  28.  
  29. “Oh, ya udah. Sayah abisin aja nanti.”
  30.  
  31. Hari sudah gelap. Tidak terasa, memang, apalagi jika ada gadis cantik di hadapan Anda, atau mungkin untuk Anda wanita, pemuda tampan menawan. Gadis itu lantas pamit melanjutkan perjalanan pulangnya, sementara pemuda tadi melahap sebiji tahu isi lombok itu lagi sambil beranjak pulang. Tidak lama kemudian, pemuda itu berlari ke arah kios Mang Duleh lantaran pedasnya tahu isi lombok tidak ada yang bisa menolong.
  32.  
  33. --
  34. Dialah Hasan, pemuda yang makan tahu isi lombok dan berakhir tidak kuat karena pedasnya lombok di dalam tahu isi itu tidak tertahankan. Bahkan besoknya, dia bolak-balik ke WC karena efek dari tahu isi lombok setan itu.
  35.  
  36. Jika Anda bertanya siapa Hasan ini, kita akan kembali ke tiga tahun lalu, saat Hasan ini mencoba sukses mencari ilmu di Cileupeut. Jauh-jauh dari Pasirmalang, sebuah desa kecil di Pegunungan Wayang, Hasan bertekad untuk menekuni ilmu elektronika lantas turun gunung meninggalkan keluarga satu-satunya yang sejak kecil mengasuhnya, wanita paruh baya yang terus tersenyum walaupun dia harus rela melepas kepergian anak asuhnya yang paling dia cintai. Pertama dikenal oleh orang-orang di akademi, bahkan oleh teman-temannya sebagai anak desa yang tidak tahu apa-apa tentang ilmu elektronika dan kadang sedikit ceroboh karena keingintahuannya yang sering berujung pada insiden kecil, Hasan ini lebih dikenal sebagai anak yang pintar, cepat tanggap terutama saat praktek, namun sedikit malas dan sudah terlihat dari tampangnya yang seperti rada ogah-ogahan. Rambutnya cukup panjang dan mungkin bisa disebut jabrik, dan karena rambutnya itu juga dia sering dapat masalah terutama saat berpapasan dengan juru kedisiplinan akademi yang melarang siswa laki-laki di Akademi Teknik Cileupeut untuk berambut panjang.
  37.  
  38. Karena terampil dan cerdas, Hasan ini sejak tingkat pertama sudah mendapat beasiswa yang membebaskannya dari uang bulanan. Sangat meringankan Hasan untuk terus belajar dan menggali ilmu berhubung dia hidup sendiri di kota besar itu. Untuk kebutuhan sehari-hari, Hasan bekerja sambilan di sore hari setelah belajar di akademi. Apapun pekerjaannya, dia ambil; dari tukang cuci piring, pengantar barang, tukang sapu taman kota, bahkan membantu pengangkut sampah mengurus sampah sekota. Berat, namun itulah cara dan jalan hidup Hasan demi bisa belajar di Akademi, sesuai keinginannya.
  39.  
  40. Walaupun dia harus bekerja di sore hari, dia cukup dikenal oleh orang-orang akademi. Hasan pada aslinya adalah orang yang sedikit tertutup, namun karena sifatnya yang nyeleneh juga kontradiktif, cukup banyak orang yang tahu Hasan ini. Jika Anda mampir dan sekedar duduk di depan gerbang akademi dan berbincang dengan penjaga gerbang, Anda akan mendapati sang penjaga gerbang itu menceritakan sedikit kisah tentang Hasan.
  41.  
  42. Hasan, pemuda nyentrik temannya banyak. Namun, jangan tanya jika kasusnya untuk relasi dengan para siswi akademi. Berkat tampang malesin dan sifatnya yang slengean dia kurang dikenal oleh para gadis akademi. Mungkin, tidak ada gadis yang naksir padanya selama dia belajar di Akademi, apa lagi kalo bukan karena Hasan ini bisa dibilang orang yang sibuk untuk pemuda seusianya...
  43.  
  44. Salah satu teman Hasan pernah bercerita kalau ada gadis yang jatuh cinta pada Hasan. Orangnya sedikit pendek, berambut sebahu, dan memiliki bercak-bercak coklat di wajahnya. Katanya, dulu Hasan pernah menolong gadis itu saat sang gadis terjatuh di koridor dan buku-buku yang dibawanya berjatuhan semua. Malah, Hasan sempat mengantarnya ke perpustakaan dimana sang gadis itu akan menyimpan buku-buku itu kembali ke rak buku di sana. Sejak saat itu, sang gadis terus mengikuti Hasan kemanapun dia pergi di sekitar Akademi; ke kantin, ke bengkel tempat praktek, ke pelataran, menyusuri koridor, bahkan ke kelas walaupun sang gadis itu bukan teman sekelasnya.
  45.  
  46. Dasar Hasan, dia tidak mengerti perasaan gadis. Dia tidak begitu peka pada hal seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, waktu itu Hasan baru saja naik ke tingkat tiga, sedangkan sang gadis itu baru tingkat satu. Hasan malah menganggapnya seperti adiknya sendiri, membuat gadis itu sedikit kecewa. Perlahan, sang gadis mulai menghilang dari sekitar Hasan, dan Hasan tidak terlalu mempedulikannya...
  47.  
  48. Singkat kata, Hasan ini adalah orang eksentrik nan slengean yang hanya bisa ditemukan di Akademi Teknik Cileupeut, bahkan hanya satu-satunya di Cileupeut.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement