Advertisement
Summersan

draft 2

Oct 5th, 2014
233
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 2.16 KB | None | 0 0
  1. [center] MALE STUDENT NO. 1
  2. HP: 100 | Zona: 4 | Post # 2 | Jarak tempuh: 9 + [ roll ]1d30[ /roll ]
  3. Jitte | Target: | KS: | AP: [/center]
  4.  
  5. [hr] [/hr]
  6.  
  7. Tongkat-yang-Shoichi-masih-lupa-namanya digenggam, seerat mungkin. Anggap saja itu perpanjangan tangannya. Media supaya nyawanya bisa diulur waktunya sedikit lebih lama bertahan dibadan biar pada akhirnya Shoichi sadar dia pasti mati. Mungkin dia bakalan bersyukur kalau matinya bukan ditangan teman sendiri. Kasihan, kalau nanti nyatanya mereka nyesal karena jadi pencabut nyawa sulung Kaneko juga dia gak akan hidup lagi. Mau ngehantuin juga kalau gak keliatan kan sama aja. Tapi bukan berarti dia lebih memilih mati ditangan manusia brengsek suruhan pemerintah gila negaranya ya. Ya itu juga dia tidak mau. Mendingan dia mati karena kedinginan, karena udara dingin yang menusuk tulangnya tanpa ampun tapi setidaknya alam sendiri yang membantu melenyapkan eksistensi Kaneko Shoichi dari dunia. Bukan yang lain.
  8.  
  9. Pikirannya langsung ngelantur, ia sadar itu. Efek kedinginan kali. Nafasnya membentuk kepulan asap putih yang jelas terlihat terlebih karena sekitarnya masih lumayan gelap. Padahal kalau gak salah ingat sewaktu ditenda tadi si tua berkimono itu bilang sekarang hampir pagi. Cuma ya kalau gelap dimana-mana semacam ini susahlah buat percaya. Syalnya dieratkan, begitu juga jaketnya yang syukurnya lumayan tebal. Sayangnya, kakinya mulai terasa beku. Sepatunya sudah cukup usang, tambah tapak kakinya yang masih cukup dalam menapak salju merembeskan cairan dingin itu masuk ke kaos kakinya lewat celah kecil yang satu dua menghias sisi alas kaki.
  10.  
  11. Bergerak, bergerak jangan diam. Shoichi berusaha mengabaikan rasa dingin yang makin menggila dan memaksa kaki -juga tubuhnya- untuk terus bergerak. Kemana saja, asal jangan diam. Karena kalau diam ia kedinginan. Ia bisa ditemukan dan diserang (meski dia sendiri masih belum tahu siapa kira-kira yang akan jadi pembelot pertama diantara teman sekelasnya). Kalau kedinginan juga gerakannya akan terhambat, dan misi menemukan dua sahabatnya juga makin tak jelas nasibnya nanti. Jadi ia bergerak, sambil menyumpah serapah sambil berusaha menghilangkan jejak sepatunya meski dia sadar itu sia-sia.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement