Advertisement
denniel3

Oreshura #6

Jan 22nd, 2017
147
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 15.92 KB | None | 0 0
  1. Kabar kecil ini seketika menyebar di sekolah.
  2.  
  3. Mereka menyebutnya 'Pertunjukan Live Dorarara Chihuahua' .
  4.  
  5. Cerita 'Chihuahua yang menyedihkan' pun dimuat di halaman depan majalah.
  6.  
  7. Keesokan harinya sepulang sekolah.....
  8.  
  9. Aku penasaran bagaimana perasaan mereka berdua soal kegagalan kemarin, jadi aku pergi ke ruang klub.... Chiwa dan Masuzu sudah berlutut di depan satu set teh.
  10.  
  11. "Well, kurasa kita bisa menganggap hal itu bisa diterima!"
  12.  
  13. Chiwa sedikit cemas menggigit beberapa pancake Jepang.
  14.  
  15. "Ya, dari persepektif 'mendapatkan lebih banyak perhatian,' ini bisa dianggap awal yang cukup bagus, iya kan?"
  16.  
  17. Masuzu dengan santai menyeruput tehnya.
  18.  
  19. '....Gawat. Chiwa tidak mendapat pengalaman sama sekali.'
  20.  
  21. Di atas meja, terdapat botol termos, teko, cangkir, sekaligus makanan seperti pancake Jepang... semua yang dibutuhkan untuk minum teh siang gaya tradisional Jepang sudah siap tersedia. Nampaknya Masuzu membawa semua perabot ini dari ruang staf.
  22.  
  23. Aku menaruh tasku di atas meja dan duduk di salah satu kursi lipat.
  24.  
  25. "Pokoknya, adik Sakagami pasti akan mengingat nama Chiwa, tapi tidak peduli bagaimana kamu meihatnya, bukankah Chiwa hanya akan dikaitkan dengan citra yang buruk?"
  26.  
  27. "Entah Chiwa memiliki reputasi yang buruk atau tidak, itu tidak ada bedanya. Jika adik Sakagami itu tidak mengingat nama depan Chiwa, maka tidak akan pernah ada kesempatan untuk memulainya."
  28.  
  29. "Benarkah?"
  30.  
  31. "Kebalikan cinta bukanlah benci, melainkan ketidakpedulian; semua hubungan antar sepasang kekasih itu dimulai dari beberapa ikatan emosional seperti ini."
  32.  
  33. "Ah..."
  34.  
  35. Well, jika dikatakan seperti itu, itu memang tidak salah.
  36.  
  37. "Meski begitu, Chiwa benar-benar terlalu kasar dan berlebihan. Dia bahkan membawa tempat gitar dan mengayunkannya dengan kuat."
  38.  
  39. "Benarkah? Kurasa itu bukan apa-apa."
  40.  
  41. Kata Chiwa sambil menggigit dan mengunyah pancakenya, ia memiringkan kepalanya.
  42.  
  43. "Jika kamu melukai dirimu lagi, seperti yang kamu lakukan sebelumnya, itu akan sangat buruk.... seperti, jika punggungmu tiba-tiba mulai sakit, apa yang akan kamu lakukan?"
  44.  
  45. "Kamu benar-benar suka khawatir berlebihan. Jika kamu tetap seperti itu kamu akan jadi botak!"
  46.  
  47. "Jika aku botak, aku bisa memakai wig. Tapi jika luka di punggungmu kambuh, kamu tidak akan bisa berjalan!"
  48.  
  49. Aku tanpa sadar menaikkan volume suaraku.
  50.  
  51. Chiwa behenti memakan pancake nya, dan menundukkan kepalanya.
  52.  
  53. "Maafkan aku, aku hanya bercanda. Aku terlalu terbawa suasana."
  54.  
  55. "Kau... selama kau mengingatnya, tidak masalah."
  56.  
  57. "Terima kasih sudah mengkhawatirkanku. Aku akan berhati-hati."
  58.  
  59. "Ini tidak seperti aku mengkhawatirkanmu."
  60.  
  61. "...Hehehe."
  62.  
  63. Aku tidak tau kenapa, tapi Chiwa terlihat sangat senang.
  64.  
  65. Bahkan setelah aku memarahinya, dia tetap saja sangat senang. Apa dia ini seorang maso?
  66.  
  67. Sebelumnya, aku menyela Masuzu dikarenakan sesuatu, tapi dia tidak bereaksi. Dia hanya diam menyeruput tehnya.
  68.  
  69. "Hei... Natsukawa, boleh kutanya sesuatu?"
  70.  
  71. "Apa itu, Harusaki-san?"
  72.  
  73. "Sebelumnya kamu bilang, semua hubungan antar sepasang kekasih itu dimulai dari ikatan emosional."
  74.  
  75. "Ya."
  76.  
  77. "Jadi... apa ikatan emosionalmu dengan Ei-kun? Kenapa kamu mulai kencan dengannya?"
  78.  
  79. Aku bisa merasakan jantungku berdebar kencang.
  80.  
  81. Masalah ini ada hubungannya dengan buku catatanku, jadi aku tidak ingin memasuki topik pembicaraan ini begitu saja.
  82.  
  83. '....Bagaimana kamu akan mengakhiri percakapan ini, Masuzu?'
  84.  
  85. Itulah apa yang kupikirkan, Masuzu tersenyum dengan santai dan berkata:
  86.  
  87.  
  88. "Karena dia sudah melihat celana dalamku."
  89.  
  90.  
  91. Karena terkejut, separuh pancake yang Chiwa makan jatuh ke dalam cangkirnya.
  92.  
  93. "Uh.... Apa?! Apa maksudnya?!"
  94.  
  95. "Eita-kun~ celana dalamku~ sudah dilihat semuanya."
  96.  
  97. "...Ei-kun?"
  98.  
  99. Chiwa menapatap ke arahku dengan pandangan yang mengerikan.
  100.  
  101. "Tu-tu-Tunggu! Masuzu! Jangan bohong! Aku tidak melihat apapun!"
  102.  
  103. "Begitulah, si pelaku menyangkal tuduhannya."
  104.  
  105. "Tunggu, ini lagi?!"
  106.  
  107. 'Aku sungguh tidak melihatnya.'
  108.  
  109. 'Aku tidak melihatnya!'
  110.  
  111. 'Dan itu karena angin meniup roknya dan dia tidak memakai apapun.'
  112.  
  113. 'Bahkan di lain waktu pun, ketika Masuzu mengangkat roknya sendiri, dia tidak menunjukan area khusus itu.'
  114.  
  115. "Ketika pakaian dalam seorang Gadis terlihat, dia tidak punya jalan lain selain mendedikasikan dirinya pada pria itu."
  116.  
  117. Masuzu benar-benar berani berbohong dengan santainya...
  118.  
  119. Bagaimanapun, kamu tidak seharusnya menggunakan bahasa seperti itu sebagai alasan!
  120.  
  121. "Oh, begitu ya. Jadi sesuatu seperti itu terjadi."
  122.  
  123. Meski suara Chiwa terdengar semakin pelan, alisnya terus saja berkedut.
  124.  
  125. Itu adalah kebiasaannya saat berusaha menahan amarahnya.
  126.  
  127. "Ku-kubilang bukan seperti itu! Anginnya tak disangka meniup roknya! Aku tidak melihat apapun! Karena memang tidak ada pakaian dalam apapun untuk dilihat!"
  128.  
  129. Aku berusaha keras mencoba membela diri.
  130.  
  131. Aku tidak ingin Chiwa menganggapku sebagai orang yang mesum.
  132.  
  133. "Itu benar, dia tidak memakai apapun! Aku yakin! Karena dalam sekejap ketika angin bertiup, aku kebetulan melihat roknya! Aku melihat roknya dengan seksama menggunakan mata yang terbuka lebar, namun, aku tidak melihat apapun! Jika aku bisa melihat paha putih mulusnya, aku seharusnya sudah bisa melihat celana dalamnya! Meski sejujurnya, itu mungkin saja terjadi kalau angin meniup roknya diantara kakinya.... atau mungkin celana dalamnya menempel ketat di tubuhnya! Tapi jika... Ugh, wuuaahhh!"
  134.  
  135. Chiwa memukulku.
  136.  
  137. Dia memukulku dengan keras menggunakan tinjunya.
  138.  
  139. Kupikir dia sudah tidak memukulku seperti ini sejak SD.
  140.  
  141. "K-k-kau! Dasar mesum!"
  142.  
  143. "Ti-tidak, Chiwa, percayalah!"
  144.  
  145.  
  146. "Ei-kun benar-benar menjadi orang mesum. Sebagai teman masa kecilmu, aku benar-benar malu!"
  147.  
  148. Air mata mmenuhi sudut mata Chiwa.
  149.  
  150. Aku telah membuat teman masa kecilku menangis dengan kelakuan mesumku (meskipun itu tuduhan yang salah)
  151.  
  152. "D-dengarkan aku... Chiwa.. A-aku"
  153.  
  154. "Aku tidak mau! Aku tidak ingin mendengarnya! Berlutut sekarang, Ei-kun! Aku ingin kamu berlutut di sini seharian!"
  155.  
  156. Aku dengan turun, punggungku lurus.
  157.  
  158. Aku melepas sepatuku, dan berlutut di lantai.
  159.  
  160. "Kita tidak akan membahas tindakan mesum Eita-kun sekarang."
  161.  
  162. Mengabaikan penderitaanku di lantai yang dingin dan keras, Masuzu dengan tenang terus meminum tehnya.
  163.  
  164. "Kalau dipikir-pikir, mungkin membiarkan dia secara tidak sengaja melihat mereka adalah strategi yang sangat efektif."
  165.  
  166. "Huh?"
  167.  
  168. "Sungguh disayangkan, tapi sesuai perkiraan, pria memang selalu tergoda oleh aspek wanita yang itu. Itu strategi yang sederhana namun sangat efektif."
  169.  
  170. "Berhenti bercanda! Kenapa juga aku melakukan hal memalukan seperti itu?"
  171.  
  172. "Ini sebenarnya merujuk pada 'Panchira'."
  173.  
  174. Masuzu berbicara dengan sangat percaya diri.
  175.  
  176. "Panchira bukan berarti "aku akan menunjukkannya padamu', tapi lebih ke 'benda itu terlihat', seperti sesuatu yang kebetulan disebabkan oleh arah angin."
  177.  
  178. ....Masuzu adalah seorang ahli strategi yang mengerikan.
  179.  
  180. Seorang ahli di Jien-Otsu!
  181.  
  182. "Jadi maksudmu, jika aku benar-benar menunjukkan panchira ini pada Sakagami-senpai, dia pasti akan tunduk, bersujud di kakiku?"
  183.  
  184. "Tidak penting apakah mereka tampan atau biasa saja atau apapun. Malamnya, dia pasti tidak akan bisa tidur."
  185.  
  186. "Kupikir ini memang efektif.... tapi aku merasa melewatkan sesuatu yang penting."
  187.  
  188. "Oh, aku tidak menyangka kamu akan sangat sensitif soal itu, Harusaki-san."
  189.  
  190. "Aku juga tidak menyangka kamu ternyata sangat kasar. Aku dengar kamu ini seorang ojou-sama yang bermartabat, tapi kamu sama sekali tidak seperti itu!"
  191.  
  192. "Ya, karena aku mengenakan bulu kucing."
  193.  
  194. (T/N : Maksudnya Masuzu itu dia sangat patuh)
  195.  
  196. Nyaa~ Masuzu mengeluarkan suara kucing.
  197.  
  198. "Terserah, aku menolaknya! Ini tidak seperti aku ingin menggunakan strategi semacam ini."
  199.  
  200. "Kamu tidak percaya diri dengan pakaian dalammu? Tidak heran kalau kamu tidak bisa dapat pacar."
  201.  
  202. "Ce-celana dalam yang kupakai jelas-jelas sangat imut!"
  203.  
  204. Nah....
  205.  
  206. Meskipun ini sangat tiba-tiba, tapi aku akan menjelaskan posisi kami.
  207.  
  208. Masuzu dan Chiwa terpisah oleh meja klub, kedua kursi mereka saling berhadapan.
  209.  
  210. Aku berlutut, tidak begitu jauh dari meja, mengabaikan percakapan diantara dua gadis itu dari samping.
  211.  
  212. Karena aku disuruh berlutut dilantai, aku bisa melihat.... kedua kaki mereka dari bawah meja.
  213.  
  214. Rok mereka kira-kira 20 cm di atas lutut, karena peraturan sekolah tidak mengizinkan rok yang lebih pendek lagi. Dengan panjang segitu, paha mereka tidak akan terlihat saat duduk, belum lagi bagian 'itu'.
  215.  
  216. Tapi....
  217.  
  218. Ya.... Tapi.......
  219.  
  220.  
  221. "Wuuuuuuuuooaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!"
  222.  
  223.  
  224. "Ap apa-apaan...?! Ada apa, Ei-kun?!"
  225.  
  226. Terkejut, Chiwa menoleh dan melihat ke arahku.
  227.  
  228. "Ti-ti-ti-tid-tidak! Tidak! Tidak ada apa-apa kok!"
  229.  
  230. "Jika tidak ada apa-apa, diamlah!"
  231.  
  232. Barusan, barusan.....
  233.  
  234. Selama sepersekian detik, Masuzu mengangkat roknya....
  235.  
  236. Di bawah meja, aku bisa melihat paha putih ramping yang menyilaukan.
  237.  
  238. Aku sangat yakin kalau ini adalah buktinya. Masuzu menggodaku, dan dia membiarkanku melihat mereka dengan sengaja. Dia bahkan menjulurkan lidahnya.
  239.  
  240. Chiwa tidak menyadari situasi luar biasa ini dan terus berbicara dengan Masuzu.
  241.  
  242. "Well, apa tidak ada strategi tempur yang lebih baik?"
  243.  
  244. "Ehh.. itu akan sangat merepotkan. Kalau tanpa menggunakan senjata wanita yang paling kuat?"
  245.  
  246. Masuzu menyandarkan pipinya di atas tangan kanannya, dan menunjukan tampang seperti orang sedang merenung.
  247.  
  248. Tangan kanan Masuzu memegang roknya.
  249.  
  250. "Woouahauuaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh!"
  251.  
  252. "Bukankah sudah bilang untuk diam?!"
  253.  
  254. Chiwa menggebrak meja.
  255.  
  256. "Ini sudah waktunya kau berhenti, Ei-kun. Apa kamu lebih ingin berlutut di lorong?"
  257.  
  258. "Ma-ma-maaf! A-aku akan diam!"
  259.  
  260. Dia melakukannya lagi...
  261.  
  262. Kali ini, Masuzu mencengkram tepi roknya, dan menggerak-gerakkannya seolah menggodaku dengan pakaiannya yang menggantung.
  263.  
  264. Pahanya yang montok samar-samar bisa terlihat di atas kursi.
  265.  
  266. Aku tanpa sadar membungkuk kedepan.
  267.  
  268. Ini sungguh memalukan!
  269.  
  270. "Kenapa kamu tidak membiarkanku melihat buku catatan itu?"
  271.  
  272. "Tidak, aku tidak bisa membiarkanmu melihat keinginan terakhirnya."
  273.  
  274. "Cih, dasar pelit!"
  275.  
  276. "...!"
  277.  
  278. Ketiga kalinya, aku berhasil menahan suara terkejutku dan mengendalikan diriku.
  279.  
  280. Sekarang, dia berada di posisi yang cukup beresiko.
  281.  
  282. Di bawah meja itu agak redup, jadi sulit untuk melihatnya dengan jelas. Tapi kau bisa mendapati paha putih mulus sempurna, hampir terlihat sepenuhnya.
  283.  
  284. 'Ini aneh.'
  285.  
  286. 'Terlalu aneh.'
  287.  
  288. Umumnya, dengan panjang segitu, paling tidak, kau harusnya bisa melihat celana dalamnya kan?
  289.  
  290. 'Tapi karena aku tidak bisa melihatnya, bukankah artinya dia.....!!'
  291.  
  292. Aku mendongak, dan mendapati Masuzu juga sedang melihatku.
  293.  
  294. Inilah yang disebut 'berbicara dengan matamu'. Tatapan sedingin es milik Masuzu seolah berbicara padaku;
  295.  
  296. 'Bagaimana? Apa kamu melihatnya?'
  297.  
  298. Aku menatap balik Masuzu, dan menjawab dengan mata yang terbuka lebar;
  299.  
  300. 'Aku tidak melihatnya!'
  301.  
  302. 'Oh, belum cukup?'
  303.  
  304. 'Bukan itu yang kubicarakan!'
  305.  
  306. 'Kalau begitu, aku akan mengangkatnya lebih tinggi.'
  307.  
  308. 'Idiot! Itu akan jadi sangat gawat!'
  309.  
  310. 'Tapi kau bilang tidak bisa melihatnya, iya kan?'
  311.  
  312. 'Meski aku tidak bisa melihatnya, jika kau terus melakukannya, aku pasti akan melihat sesuatu yang benar-benar berbeda!'
  313.  
  314. "Ei-kun, apa yang kau lakukan ?"
  315.  
  316. Mendengar suara Chiwa, aku tersadar.
  317.  
  318. "Wuahh!", Aku bahkan berteriak.
  319.  
  320. 'Sungguh memalukan...'
  321.  
  322. "Apa yang kalian berdua lakukan? Kalian sudah saling memandang satu sama lain selama beberapa saat tadi."
  323.  
  324. "Bu-bu-bukan apa-apa !"
  325.  
  326. "Benar, kami tidak melakukan apapun."
  327.  
  328. Masuzu dengan tenang tersenyum dan berkata,
  329.  
  330. "Kebanyakan pasangan akan saling menatap satu sama lain; itu sangat wajar."
  331.  
  332. "Menurutku bukan begitu? Ei-kun terlihat terkejut dengan air mata di matanya."
  333.  
  334. "Itu pasti karena dia tidak terbiasa berlutut, dia pasti kena kram."
  335.  
  336. "...Ah, benar."
  337.  
  338. Meski ia mengangguk, Chiwa masih nampak seolah tidak percaya penjelasan ini.
  339.  
  340. Bagaimanapun, Chiwa adalah Chiwa. Dia mungkin belum merasa kalau kami ini bukanlah pasangan yang normal.
  341.  
  342.  
  343. XxxxX
  344.  
  345.  
  346. Beberapa menit kemudian, Chiwa ingin ke kamar mandi. Aku menggunakan kesempatan ini dan dengan keras bertanya pada Masuzu :
  347.  
  348. "Ap-apa apaan itu tadi?"
  349.  
  350. Masuzu menggembungkan pipinya dan berbicara dengan ekspresi cemberut yang tidak biasa;
  351.  
  352. "Itu karena Eita-kun masih menuduhku tidak menggunakan apapun!"
  353.  
  354. Sarang jarang melihatnya memasang ekspresi kekanakan.
  355.  
  356. Aku mendapati diriku menatapnya,
  357.  
  358. "Tapi tetap saja, bagaimana bisa kamu melakukan itu tepat di depan Chiwa?!"
  359.  
  360. "Tapi kamu senang, kan?"
  361.  
  362. "Aku... tidak senang! Chiwa pasti akan membunuhku karena hal itu! Amarahnya yang tadi itu sungguhan!"
  363.  
  364. "Jadi bahkan siswa peringkat atas kita ini masih bisa dijinakkan oleh teman masa kecilnya."
  365.  
  366. Masuzu tersenyum dan berkata :
  367.  
  368. "Harusaki-san tadi bilang sesuatu... bisakah aku menanyakannya?"
  369.  
  370. "Apa itu?"
  371.  
  372. "Kenapa kamu dan Harusaki-san sangat dekat?"
  373.  
  374. "Karena dia teman masa kecilku."
  375.  
  376. "Itu bukan alasan yang sebenarnya kan?"
  377.  
  378. Masuzu tersenyum kecut.
  379.  
  380. "Ada banyak orang diluar sana yang 'telah menjadi teman dan hidup bersama sejak mereka kecil'. Apakah Harusaki-san adalah satu-satunya orang yang masih bersama denganmu?"
  381.  
  382. "Bahkan jika kau bilang sesuatu seperti itu....."
  383.  
  384. 'Sejujurnya, aku hanya bisa bilang itu terjadi begitu saja.'
  385.  
  386. 'Atau karena aku tinggal dekat dengan rumahnya?'
  387.  
  388. 'Tidak peduli bagaimana aku memikirkannya, alasan itu nampak di luar jangkauan.'
  389.  
  390. "Seperti yang aku bilang sebelumnya...."
  391.  
  392. Masuzu sesaat memotong perkatanku :
  393.  
  394. "Aku sedikit khawatir kalau Harusaki-san tidak akan datang ke klub karena hal-hal yang terjadi kemarin. Mungkin dia akan mulai berbicara tentang syarat mengundurkan diri dari klub. Aku bahkan sudah berpikir bagaimana cara membujuknya agar tetap tinggal... tapi ketika aku datang ke ruang klub, aku melihatnya sudah meminum teh denggan serius. Dia sudah menunggu."
  395.  
  396. "Jadi seperti itu ya, lagipula...."
  397.  
  398. Fakta bahwa Masuzu berfikiran seperti itu sama sekali tidak mengejutkan.
  399.  
  400. 'Meskipun memikirkan kejadian 'chiri' ,'dora', 'sankyuu' kemarin... Chiwa tetap bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa, meski dia mungkin sangat frustasi kemarin malam. Jika itu aku, aku mungkin sudah depresi selama seminggu penuh.'
  401.  
  402. 'Tapi.. ..'
  403.  
  404. "Chiwa tidak akan pernah menyerah."
  405.  
  406. kataku dengan sangat yakin.
  407.  
  408. "Kenapa?"
  409.  
  410. "Dia tidak pernah menyerah terhadap apapun yang berhubungan dengan kegiatan klub. Kalau tujuannya belum tercapai, dia tidak akan pernah berhenti."
  411.  
  412. Aku menjelaskan pada Masuzu kenapa Chiwa harus keluar dari klub Kendo.
  413.  
  414. Tahun itu, mendekati musim panas, dia terlibat dalam sebuah kecelakaan dan dipaksa meninggalkan tujuannya.
  415.  
  416. Meski begitu, sifatnya yang ceria tidak berubah, dan dia tetap melempar dirinya mengejar tujuan baru.
  417.  
  418. "Jadi begitu ya ceritanya?"
  419.  
  420. Masuzu menghela nafas, menggangguk, dan mengatakan :
  421.  
  422. "Aku mengerti alasannya sekarang."
  423.  
  424. "Huh?"
  425.  
  426. "Eita-kun dan Harusaki-san bisa terus bersama, nah sekarang kamu punya sebuah alasan."
  427.  
  428. "Eh?"
  429.  
  430. Tidak ada seorangpun yang berkata seperti itu.
  431.  
  432. Saat ini, Masuzu dengan lembut melingkarkan lengannya di punggungku.
  433.  
  434. Tubuh mulusnya bergesekan dengan tubuhku tanpa sedikitpun rasa malu.
  435.  
  436. Payudara yang ada di bawah seragamnya menekanku, pitanya kehilangan bentuk karena ada sebuah tekanan, dan nafasku seketika berhenti.
  437.  
  438. "Tapi, jangan lupa."
  439.  
  440. Bibir merah Masuzu yang kecil membuka dan menutup.
  441.  
  442. "Jangan lupa Eita-kun. Saat ini kamu itu pacarku."
  443.  
  444. Aku menelan ludah.
  445.  
  446. "Ta-tapi bukankah aku hanya 'fake'?"
  447.  
  448. "Kamu memang 'fake', namun kau tetap milikku, jangan salah paham. Itu karena..."
  449.  
  450. (Jangan terlalu baik pada gadis lain di hadapanku.)
  451.  
  452. Aku mendapati punggungku berkeringat.
  453.  
  454. Padahal musim panas masih lama.
  455.  
  456. "Kau... seberapa banyak dari hal itu yang sungguhan?"
  457.  
  458. "Seberapa banyak?"
  459.  
  460. Dia menarik tubuhnya menjauh dariku dan tersenyum.
  461.  
  462. "Tentu semuanya. T-e-n-t-u, S-e-m-u-a-n-y-a adalah 'fake'."
  463.  
  464. 'Ini..'
  465.  
  466. 'Ini.. wanita macam apa sih dia ini?'
  467.  
  468.  
  469.  
  470. Post-Chapter Extra
  471.  
  472. Natsukawa Masuzu.
  473.  
  474. Siswa SMA kelas satu, pacar(?) Eita,
  475.  
  476. Lidah tajam, seorang kikokujisho.
  477.  
  478. Kutipan favorit; "Aku tidak akan berhenti memukulmu sampai kau menangis."
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement