Advertisement
Guest User

sl

a guest
Dec 19th, 2014
155
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 5.94 KB | None | 0 0
  1. Lee Hyunsoo — 이현수
  2.  
  3. “Because I want to be the strongest, and black is the strongest color.”
  4.  
  5.  
  6. Namanya Lee Hyunsoo, jika ingin memanggilnya cukup dengan Hyunsoo. Berkebangsaan asli Korea Selatan, tepatnya berasal dari ibukota negara tersebut, yaitu Seoul. Dia adalah salah satu dari segelintir manusia di dunia ini yang terlahir pada tanggal 13 Maret 1993. Bergolongan darah O, bershio Ayam dan zodiaknya adalah Pisces. Hobinya adalah bermain alat musik terutama gitar, mendengarkan lagu, menulis, fotografi, dan tidur. Maniak dengan kamera serta warna hitam.
  7.  
  8. Tidak ada yang menyangka, bahwa Hyunsoo merupakan anak kedua dari pasangan Lee Dongjin dan Yoon Sena. Di mana mereka berdua adalah pasangan yang sama-sama menggeluti satu bidang profesi yang sama, yaitu musik. Sang ayah merupakan seorang komposer handal sementara sang ibu adalah seorang penyanyi. Ia memiliki seorang kakak laki-laki yang lebih tua 5 tahun darinya, namanya Lee Byunghun.
  9.  
  10. Sang kakak adalah seorang pemusik yang handal. Sejak ia berusia 10 tahun, Hyunsoo diajarkan oleh kakaknya yang saat itu berusia 15 tahun bagaimana langkah awal dalam menggeluti dunia musik. Padahal dahulu, ia lebih tertarik pada kamera yang selalu diambilnya diam-diam dari sang ayah dan mengambil gambar dari berbagai sudut terhadap satu benda. Namun dengan sabarnya Byunghun memberikan nasihat ringan dibandingkan dengan sang ayah yang lebih tepat disebut memakinya daripada menasihati.
  11.  
  12. Hingga dulunya Hyunsoo mengaku sang kakak adalah seorang panutan dalam hidupnya, selain sang ayah.
  13.  
  14. … Itu dulu.
  15.  
  16. Sebelum sebuah fakta menyebabkan berubahnya takdir dunia minat pada sosok Hyunsoo. Menjadikan dunia musik menjadi jalurnya di masa depan, dan fotografi menjadi minat untuk menuntaskan kebosanannya.
  17.  
  18. Serta, menambah coretan hitam di ulu hati Lee Hyunsoo.
  19.  
  20. Bermula di tahun 2009. Saat itu Hyunsoo bersama remaja laki-laki lain baru saja selesai bermain sepak bola di sekolah. Pemuda yang tengah berpakaian lusuh akibat tanah lapangan dan mengenakan topi hitam serta sedang mengapit bola kaki dengan tangan kanannya itu harus menyaksikan sebuah pemandangan yang tidak dapat dijelaskan dengan sebelah mata.
  21.  
  22. Darah.
  23.  
  24. Bercak darah terdapat di teras rumahnya.
  25.  
  26. “AYAH! IBU! HYUNG!”
  27.  
  28. Lantas, Hyunsoo langsung saja mendobrak pintu tersebut dan berlari untuk memeriksa satu persatu. Berulang kali ia memanggil nama ketiga sosok tersebut sampai akhirnya hanya bisa membulatkan matanya ketika memeriksa kamar terakhir, yaitu kamar orang tuanya, tepatnya di kamar mandi.
  29.  
  30. Dua insan panutannya berada di sana dengan perut yang bersimbah darah, bersama sepucuk surat yang menempel di keran shower.
  31. -*-
  32.  
  33. Kepada Hyunsoo, adikku ‘tercinta’.
  34. Aku tahu, ketika kau mengetahui sebuah fakta dan membaca surat ini, aku sudah tidak berada di sini lagi. Aku pergi jauh, jauh dari kalian! Aku muak dengan semuanya. Hyung iri denganmu, yang selalu mendapatkan perhatian dari orang tua. Sementara aku? Tidak, tidak sama sekali.
  35. Kau tahu? Ketika kau dibelikan oleh ayah sebuah gitar berwarna hitam keluaran terbaru?
  36. Itu, adalah gitar yang kuinginkan. Yang selalu kudambakan. Gitar hitam yang asli dari produk awal dan baru dipasarkan tiga, dan salah satunya adalah di Seoul. Aku sudah menabung lama dan kau mendapatkannya dengan mudah, cih.
  37. Kau tahu? Kau menghancurkan semua apa yang ku mau!
  38. Aku benci selalu mengalah.
  39. .
  40. Aku tidak ingin langsung membunuhmu, karena aku tak sudi.
  41. Selamat bersenang-senang dengan keadaanmu yang baru, Lee Hyunsoo.
  42. Note: Maaf, gitar hitammu rusak.
  43.  
  44. -*-
  45.  
  46. Membuat Hyunsoo…
  47. Terjerumus dalam takdir hidupnya yang lain.
  48.  
  49. Pemuda itu hanya bisa tertawa, tertawa sekencang-kencangnya. Tawa sebuah penyesalan, rasa benci, dan rasa menggelikan akan pemikirannya bercampur menjadi satu.
  50.  
  51. Kakaknya sudah gila.
  52.  
  53. Semenjak saat itu, menghilanglah sebuah keharmonisan dari keluarga pemusik Lee. Dengan terbunuhnya pasangan tersebut, dan menghilangnya kedua anak mereka.
  54.  
  55.  
  56. Tidak ada yang tahu kapan pastinya sosok Hyunsoo kembali, tetapi 3 tahun kemudian seseorang bernama sama dengan pemuda tersebut tercantum sebagai murid kelas 3 di salah satu sekolah di Seoul. Sosok itu pandai dalam bermain gitar, dan memilih musik sebagai jalan hidupnya.
  57.  
  58. Dia tinggal di sebuah apartemen sederhana yang disewanya, uang untuk membayar sewaannya pun didapatkannya dari hasil jerih payah. Bekerja part-time sebagai bartender, menjadi pemain gitar di salah satu kafe, atau mengikuti festival band bersama teman-temannya.
  59.  
  60. Benar, itu adalah sosok Lee Hyunsoo. Selama ini, dia ke mana?
  61.  
  62. Tidak ada yang tahu, bahkan saat ini dia bersikap seakan tidak ada yang terjadi di dalam hidupnya. Nama ayah dan ibunya di dalam ijazah kelulusan pun tetap Lee Dongjin dan Yoon Sena. Tempat tanggal lahirnya tetaplah sama.
  63.  
  64. Yang berbeda dari Hyunsoo hanyalah keinginan di dalam hidupnya. Keinginan untuk terus bangkit dari hidupnya, melawan arus kegelapan yang melandanya, dan mendirikan benteng untuk pertahanan kehidupan barunya. Dan berkeinginan kuat untuk tetap mandiri serta mendapatkan apa yang dia mau dengan hasil jerih payahnya sendiri.
  65.  
  66. Ia merelakan semuanya, toh, mungkin ini memang jalannya.
  67.  
  68. Bahkan, dia berterima kasih pada sang kakak. Karena coretan hitam di ulunya itu membuat dirinya seakan kuat menghadapi arus kehidupan.
  69.  
  70. Terbukti, dia tetap bersekolah. Prestasi akademik dan non-akademiknya tidaklah buruk. Kehidupannya jauh lebih baik, seakan tidak ada yang membatasi hidupnya yang selama ini tinggal asal tunjuk lalu mendapatkannya.
  71.  
  72. Tidak lagi.
  73.  
  74. Termasuk ketika dia berusaha untuk memasuki sebuah universitas, yaitu Korea University dengan jurusan musik sebagai pilihannya. Dengan giatnya dia terus mempelajari beberapa hal di dalam kehidupannya. Baik di bidang sosial meskipun dia amatlah tidak baik, bidang akademinya, dan non-akademiknya terutama dalam musiknya.
  75.  
  76. Ketika musik menjatuhkanmu ke dalam lubang hitam, maka hanya dengan musik juga kau bisa membangkitkanmu.
  77.  
  78. “Karena tanpa musik, hidupmu hanyalah genangan air semata.”
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement