Advertisement
CloundG4

Kalung Salib & Tasbih

Jan 19th, 2014
73
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 8.30 KB | None | 0 0
  1. Nama ku Clound Carbelius. Murid Kelas satu di salah satu SMA di daerah Jakarta.
  2. Beberapa bulan yang lalu aku berkenalan dengan seorang gadis Muslim yang cantik dengan pakaian khas muslimahnya, yang selalu mencuri pandangan untuk selalu meliriknya.Bagaimana dia dengan tutur katanya yang lembut serta pembaannya yang baik dan sopan membuat seisi kelas memngaguminya. Dialah Annissa gadis yang selalu hadir di mimpiku seperti princess yang jelita.
  3.  
  4.  
  5. Pelajaran geografi telah dimulai seperti biasanya perasaan bosan dan kantuk pun melanda.Aku yang duduk di bangku ketiga terus berusaha menahan kantuk sambil sesekali menyimak Ibu Guru yang sudah hampir 2 jam menjelaskan itu. Entah apa yang ku fikirkan, wajah Nisa tiba-tiba hadir di lamunanku! Dia cantik sekali dengan senyuman nya yang manis itu dan ia tersenyum padaku. Aku pun membalasnya dengan senyuman termanis. Terus kubayangkan wajahnya yang bagaikan princess di Negeri impianku.
  6.  
  7.  
  8. (Tenggg… Teng… Teng…) bunyi bel itu menyadarkanku dari lamunan indah tentang Nisa. Kumulai membereskan peralatan tulis menulisku, dan setelah itu ke kantin mengisi perut yang sudah dari tadi keroncongan. Di sudut kelas kulihat seorang siswa perempuan dengan tasbih di tangannya “Yah dia pasti Nissa” Ujarku dalam hati. Kulangkahkan kakiku menghampirinya “Hay Niss?!” Ujarku menyapanya. “iya, kenapa yah?” jawabnya dengan wajah yang heran memandangku menyapanya. “ke kantin yuk?” Ujarku mengajaknya. Dia tampak bingung, terlihat dari raut wajahnya. “jadi, mau atau enggak nih? Kemarin ada yang habis kesurupan loh di kelas!!!” Kataku mengingatkannya. Kulihat wajahnya semakin ketakutan dan terus memegang erat tasbihnya. “Ya’aa u’udaah ayo” Ujarnya dengan nada yang sedikit gagap.
  9.  
  10.  
  11. “Its WOW” bisa ke kantin bareng princess idamanku sungguh membuatku tak karuan. Sepanjang jalan Aku hanya diam tak punya nyali memulai percakapan. Hingga dia memecah keheningan saat itu dengan pertanyaan yang menurutku bodoh. “Clound..? Itu yang kamu pake kalung apa yah?” sambil menunjuk kalung salib pemberiaan Ibuku. “Oh, ini namanya kalung salib! Baru liat yah?” Ujarku seraya tersenyum padanya. “Oh Gitu” jawabnya singkat.
  12.  
  13.  
  14. Sesampainya di kantin kami pun terpisah. (Tenggg… Teng… Teng…) bel pertanda masuk pun telah berbunyi, kupercepat langkahku menaiki setiap anak tangga. Tetapi, ada sesuatu yang menghambat langkahku. Kuambil benda itu dan kuamati baik-baik itu tasbih! “Apakah ini milik Nisa?” pertanyaan itu terus bermunculan di benakku. Kusimpan saja benda itu di saku celanaku dan kembali melanjutkan langkahku.
  15.  
  16.  
  17. Sesampainya di kelas Guru Sejarah memberi tugas kelompok tentang asal muasal manusia. Yah, masa bodoh lah siapa teman kelompokku nanti toh semuanya sama saja pikirku. Tapi, ternyata aku sekelompok dengan Nissa, OMG! Baru kali ini aku bersemangat belajar sejarah. Yang kerennya lagi satu kelompok itu Cuma berdua. Serasa kayak melayang ke langit ke-7, WOW!!!. Sempat terlintas di benakku, mungin jodoh kali yah! Ahahahaha… sungguh pemikiran yang sangat bodoh.
  18.  
  19.  
  20. Dan kerja kelompok ini menyita waktuku bersama nya sekitar 2 minggu. Karena terlalu senang aku lupa mengembalikan nya. Kuambil benda tersebut dan kupandangi satu persatu tiap bijinya. “ini benda apa ya? Kayak biasa aja! Tapi kenapa ya dia sering memegang ini sambil nyebut-nyebut sesuatu gitu! Ah, sudahlah mungkin ini bagian dari Agamanya.
  21.  
  22.  
  23. Dua minggu telah berlalu dan tugas klipping kami pun telah selesai dan mendapat nilai yang sangat memuaskan. Yah.. yah!! kulihat Nisa sangat senang sampai-sampai dia memegang tanganku sambil menari-nari. “yeyeeyeye! Kita behasil Clound” Ujarnya padaku. Aku hanya mampu terpaku menatapnya dengan terheran-heran. Dan berkata dalam hati “ternyata Nissa tak secuek dan sejutek yang aku kira selama ini”.
  24.  
  25.  
  26. Dua minggu tersebut membuatku semakin dekat dengan Nissa kalau bisa di bilang sahabatan lah. Kami sering bareng entah itu ke kantin, kerjain tugas, bahkan pulang pun sering bareng. Peningkatan yang luar biasa dari usahaku mengenalnya lebih jauh lagi.
  27.  
  28.  
  29. Setahun bareng dia, dari pertama masuk SMA sampai sekarang kelas 3 SMA sungguh membuatku tak bisa menahan perasaan yang telah lama terpendam ini. Curhatannya tentang cowok yang menaksirnya membuatku sedikit takut jika harus kehilangannya dan melihatnya bahagia dengan orang lain. Hari ini tepatnya pengumuman hasil UN SMA yang cukup mendebarkan, cukup membuatku tak henti-hentinya menyebut nama Tuhan. Terlihat dari kejahuan seorang gadis berjilbab berjalan menghapiriku dan berkata “hai,Clound! kita LULUS..!” “Ha? Kamu serius ?” Ujarku. “enggak percaya?! Liat ajah di mading sekolah!” “Enggak usah, Aku percaya kamu kok” Kataku seraya tersenyum padanya.
  30.  
  31.  
  32. Seperti biasanya coret-coretan dengan cat semprot tak terlepas dari acara adat istiadat kelulusan. setelah semua baju telah penuh coret-coretan, aku pun memberanikan diri mengungkapkan semuanya. “?” Ujarku memanggilnya yang sedang duduk menikmati teh kotak pemberianku. “iya, ada apa Clound?” Jawabnya seraya menatapku. “hmm.., Aku punya kejutan buat kamu, sobatku yang paling cantik, imut dan ngangenin” Ucapku smbil mencubit pipi imutnya. “Apaan sih kamu, Sakit tau” Ucapnya dengan nada sedkit manja. “ikut aja, pokoknya surprise” kataku membuatnya semakin penasaran. “oke, aku ikut” Jawabnya mengikuti ajakanku.
  33.  
  34.  
  35. Disinilah kumulai berfikir, akankah Aku dan Dia dapat bersatu dengan banyak perbedaan,perbedaan yamg bukan saja tentang keperibadian tetapi juga tentang keyakinan. Kukuburkan dalam-dalam hipotesis-hipotesis yang ada di fikiranku. Sampailah Aku di sebuah taman, yah taman yang selalu menjadi tempatku mengerjakan tugas sekolah bersama nya. “mana kejutannya?” Ujarnya mencari sesuatu yang menurutnya adalah kejutan. “ini kejutannya, Niss!” Ujarku seraya mengeluarkan tasbih dari saku celanaku. “ha? ini kan tasbih yang hilang 3 tahun yang lalu, kamu yah yang mengambilnya?” Ujarnya dengan wajah heran bercampur marah. “Tidak, Aku menemukannya terjatuh di tangga sekolah dan baru saat ini ku ingat untuk mengembalikannya kepadamu.” Ujarku meluruskan permasalahan ini. “jadi, tujuan kita kesini untuk apa?”. Kubuka kalung salib yang melingkar di leherku kudekatkan pada tasbihnya dan berkata padanya “Niss, jujur!! Dalam lubuk hatiku yang paling dalam aku menyukaimu, sudah sejak lama ku pendam perasaan ini, sudah sejak lama aku mengagumimu dalam diamku. Aku sadar kalung salibku berbeda dengan kalung tasbihmu. Tapi, Aku sangat mencintaimu walaupun kita berbeda. Biarlah tempat yang sederhana ini menjadi saksi tulusnya aku menyayangimu seorang gadis muslimah yang selalu hadir di setiap mimpi-mimpi indahku” kata-kataku itu membuat suasana menjadi hening.
  36.  
  37.  
  38. Kupandangi wajah nya yang terheran-heran, mungkin juga tak percaya dengan apa yang telah kuucapkan. “Aku tak bisa, pebedaan kita telalu besar melebihi cinta kita. Cukuplah kita menjadi sepasang sehabat.” Ujarnya memecah suasana yang sudah dari tadi hening. “Tapi…” baru ingin ku lanjutkan ucapanku dia menghentikannya dan berkata “Ku tau, ketulusanmu, ku tau kau sangat menyayangiku, Aku pun demikian tapi, takdir kita berbeda. Tasbih dan Salib merupakan sesuatu yang tak mungkin dapat tersatukan dalam sebuah pernikahan. Aku tau ini berat, tapi percayalah kau masih bisa menyayangiku sebagai sahabat, yah hanya sekedar sahaabat.” Ucapannya sungguh membuatku sadar, yah sadar kalau perbedaan ini tak mungin dapat tersatukan.
  39.  
  40.  
  41. Ku genggam erat tangannya bersama tasbih serta kalung salib ini seraya meyakinkannya kembali “kita mungkin tak dapat besatu dalam cinta karena perbedaan keyakinan. Tapi, Aku harap kita masih bisa bersatu sekarang ini, detik ini, menit ini, jam ini, hari, ini, bulan ini, tahun ini, dan selamanya sebagai sepasang sahabat biarlah 2 benda berbeda ini menjadi saksi persahabatan kita yang akan menjadi sebuah kisah teromantis yang pernah ada.” Ucapku sambil menantapnya. Kulihat ada tetesan air mata di kelopak matanya yang indah. “pasti kawan, Generasi kita di masa yang akan datang pasti bangga dengan kamu, dan kisah yang pernah kita torehkan.” Ujarnya dengan diiringi derai air mata haru. Dan sejak saat itulah Aku mengerti arti dari sebuah perbedaan. Bahwa tak semua perbedaan dapat disatukan dalam ikatan suci pernikahan, akan tetapi dapat tersatukan oleh dalam ikatan kuat sebuah persahabatan.
  42.  
  43. ~~ Sekian
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement