Advertisement
Guest User

Kichan

a guest
May 5th, 2016
67
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 2.29 KB | None | 0 0
  1. [center]Female Student No.3
  2. HP: 52 (73-5-5-11) | Post #4 (akumulasi) | Jarak tempuh: 21 + [roll]1d8[/roll] (H. Haruhi) |
  3. Kunai, [b]Naginata[/b] | Target: Idenami Sasahime (1), Fuga Aria (2) | KS: [roll]1d6[/roll] // [roll]1d6[/roll] | AP: [roll]1d10+2[/roll] // [roll]1d10+2[/roll][/center]
  4.  
  5. Bunyi sirene yang masih terus mengaung di udara seolah tak mengizinkan gadis itu untuk mengambil nafas sejenak saja. Mengistirahatkan jantungnya yang dipaksa bekerja berkali lipat dengan adrenalin terpacu ke seluruh tubuh. Lagi-lagi Haruki kembali mempertanyakan diri; siapakah yang gila disini? Mereka, para murid, atau orang-orang pemerintahan itu? Lalu, bagaimana dengan kedua orangtuanya? Apakah mereka akan tetap mendukung Kamino-sama ketika tahu bahwa besar kemungkinan dua anaknya tidak akan pulang dalam keadaan utuh apalagi bernyawa? Atau mereka akan bangga karena kembar Himuro bisa sampai tahap ini?
  6.  
  7. Kelihatannya serangan Haruki meleset. Dengan kondisi semacam ini, yang tak memberi cukup jeda untuk sekedar bernafas, menyerang pun lebih seperti tindakan tanpa arah bermodalkan insting semata. Tapi asalkan bisa melukai, mungkin tidak apa. Rasa manusiawinya perlahan namun pasti menyusut, habis.
  8.  
  9. Kepalanya serasa terkena sesuatu, berbarengan dengan suara adiknya tertangkap telinga. Haruki nyaris merasakan senyumnya terulas ketika sesuatu menghantam sisi tubuhnya cukup keras. "Aduh! Siapa sih main pukul?!" Walau suaranya terdengar tenggelam dalam kebisingan.
  10.  
  11. Baru saja gadis itu hendak berniat membalas lagi, namun, sesuatu kembali menghentikannya. Lebih tepatnya rasa sakit yang menyeruak di bahu sebelah kiri. Panas. Nyeri. Semua bertumpuk jadi satu. "I... Ittai..." Suara letupan peluru itu, sayangnya tidak langsung berhenti.
  12.  
  13. Kali ini, geraknya didasari rasa sakit dan keinginan murni untuk membalaskan rasa sakit itu. [b]Mengarahkan naginatanya pada dua bayangan terdekat, lalu, menusuknya[/b]. Mereka bukan temannya. Siapapun sosok di balik bayangan itu jelas bukan teman sekelasnya. Dalam hati gadis itu meyakinkan diri bahwa tindakannya tidak salah. Bahwa ia hanya melindungi diri dan orang tersayangnya. Bahwa ia tidak melukai temannya karena ia ingin namun terpaksa.
  14.  
  15. Meski kenyataannya orang bodoh sekalipun pasti akan berkata lain ketika melihat keadaannya secara langsung. "Hiichan, Hiichan daijoubu, ka?"
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement