Advertisement
Guest User

Draft Naeun

a guest
Aug 1st, 2015
242
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 15.40 KB | None | 0 0
  1. Draft #1
  2. [center]KELOMPOK B1
  3. Jarak: _
  4. Pemain urutan ke: 1
  5. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  6.  
  7. Pukul delapan pagi dan sudahlah Moon Naeun berdiri di sana, kaus T-shirt berwarnakan pastel biru muda dan celana pendek putih serta sepatu kets membalut kedua kakinya. Dia berdiri di tengah persiapan event yang akan dilakukan sembari menggigiti bibir bagian bawahnya kuat.
  8.  
  9. Tidak begitu kuat hingga dapat menghasilkan darah darinya, namun tetap saja cukup kuat untuk membuat daerah yang tertekan gigi memutih karena sirkulasi darah yang dihentikan secara tiba-tiba. Ada alasan tersendiri mengapa dilakukannya hal demikian dan hal tersebut tidak lain berhubungan dengan perlombaan yang akan dilakukan kini. Sebuah pertanyaan kembali melintas untuk kesekian kalinya di dalam benak, perihal alasannya untuk turut bergabung serta di dalam di samping kecerobohan yang seringkali dilakukan.
  10.  
  11. Salah satunya, bahkan membuatnya berakhir dibawa menuju rumah sakit akibat luka tabrakan. Ya, hingga mencapai insiden seekstrim itu, meskipun satu hal yang disyukuri, dia hanya mengalami beberapa luka ringan. Mengesampingkan fakta mengenai cuaca hari itu cerah dan terlihat amat menggoda untuk membuatnya bermain dengan hati bahagia, kalau membayangkan pemikiran lain, akan kegagalannya membuat satu timnya mencapai kemenangan—harus bagaimana?
  12.  
  13. Ingat tanggung jawabnya sebagai seorang ketua?
  14.  
  15. Sosok pemuda Hwang yang seharusnya tengah duduk di kursi penonton dicarinya, menemukannya tak lama setelah mengedar pandang dan berusaha meyakinkan diri darinya.
  16.  
  17. Pasti bisa.
  18.  
  19. Kan?
  20.  
  21.  
  22.  
  23. Draft #2
  24. [center]KELOMPOK B1
  25. Jarak: _
  26. Pemain urutan ke: 1
  27. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  28.  
  29. Kedua maniknya sempat berpindah pandangan dari bangku penonton menuju stadium dimana event ini diadakan, lalu terhenti pada tim A satu dan A dua bergantian sebelum mulai memaksa otak untuk berpikir yang tidak-tidak, negatif, [i]mainly.[/i]
  30.  
  31. Di antara kedua belas orang yang dapat dijadikan ketua—mengapa harus Naeun yang berakhir menjadi salah satu di antaranya?
  32.  
  33. Menghela nafas, dara Moon memilih untuk bersiap-siap selagi bisa. Meskipun perlombaan pertama nampaknya membutuhkan faktor kekompakan jauh melebihi kemampuan fisik tersendiri, jadi mungkin, Naeun masih dapat melakukannya? Atau lebih tepat, harus dapat melakukannya. Menilik sebagian besar anggota kelompoknya, sebagian yang tidak mengikuti tetap berada di bangku penonton untuk mendukung sementara delapan di antara, terbagi menjadi empat, hendak memulainya sebentar lagi.
  34.  
  35. Salah satunya, adalah dia, tentu saja.
  36.  
  37. "[i]H-hwaiting[/i] semuanya!"
  38.  
  39. Bahkan kalimat dukungannya pun, lemah.
  40.  
  41. [i]Hiks[/i].
  42.  
  43. Menempatkan posisi tepat di samping Minhwa-ssi, ah ya, beberapa sosok yang mengikuti perlombaan ini memang dikenalnya. Sementara sisa lainnya yang memang benar-benar asing baginya, sebelum ini mereka sempat mengadakan acara pengenalan kecil-kecilan dengan saling menukar nama.
  44.  
  45. Tapi kira-kira, sampai dimana mereka dapat saling mengenal hingga kekompakkan tercipta darinya?
  46.  
  47.  
  48. Draft #3
  49. [center]KELOMPOK B1
  50. Jarak: _
  51. Pemain urutan ke: 1
  52. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  53.  
  54. Dari posisinya, Naeun mengamati anggota lain tengah melakukan porsi tugasnya. Di antara delapan orang dalam satu tim yang mengikuti, empat di antara terbagi menjadi Naeun, Minhwa-ssi, Minyu-ssi dan Joowon-ssi, kemudian pada tim lainnya, terdapat Jinae-ssi, Sarang-ssi, Hojung-ssi dan Hyungtae-ssi, semua sesuai dengan urutannya, dimulai dari pertama menuju akhir dari rantai.
  55.  
  56. Berjalan dengan posisi kaki diikat bukan sesuatu yang mudah, teruntuk Naeun yang baru saja mencoba melakukannya juga, meskipun dalam film-film yang pernah ditontonnya—kenapa terlihat begitu mudah ya?
  57.  
  58. Liburan musim panas ini Naeun kebanyakan menganggur, melandaskan alasan tidak pergi kemana-mana hingga menonton acara bertemakan permainan seperti running man yang tak pernah gagal mengundang tawa di dalam kamarnya sendiri.
  59.  
  60. Masalahnya adalah, yang dilakukannya ini nyata.
  61.  
  62. Ingin diucapkannya kalimat untuk mereka melakukan semua hal ini dengan pelan-pelan saja, yang penting tetap bersama hingga tak ada seorang yang tertarik jatuh karena kehilangan keseimbangan.
  63.  
  64. Hng, langkahnya sendiri saja juga sudah terasa tidak seimbang benar untuk tetap berdiri dengan tegak. Bagaimana sempat untuk berbicara juga?
  65.  
  66.  
  67. Draft #4
  68. [center]KELOMPOK B1
  69. Jarak: _
  70. Pemain urutan ke: 1
  71. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  72.  
  73. Hiruk pikuk di antara bangku penonton sempat mengalihkan perhatiannya untuk sejenak. Kepalanya bergulir terhadap sosok dimana Benji [i]oppa[/i] berada dan dalam diam tersenyum kecil meminta dukungan. Mendapati melakukan hal tersebut membuat semangatnya sedikit bertambah.
  74.  
  75. Langkah kelompoknya masih jauh untuk sampai benar dalam garis finish namun sudahlah Naeun merasa takut akan ketertinggalan terhadap tim A yang diketuai oleh Jinho-ssi. Melihat sosok pemuda tersebut, mau tak mau dara ini merasa minder, Jinho-ssi terlihat lebih cocok memegang peran ketua dibandingkan dengannya.
  76.  
  77. Namun mengenai cocok atau tidaknya, dapat diwujudkan dari anggota timnya juga, bukan?
  78.  
  79. Yang penting saling bekerja sama, mengkhawatirkan tim lawan sudah sampai dimana hanya akan menambah rasa panik saja. Dengan pemikiran demikian, dia melihat pada arah dimana satu timnya berada, "pelan-pelan saja, dan hati-hati." Nada yang diucapkan masih terasa kaku di antara bibirnya, pun sedikit bergetar. Tapi maksudnya memang seperti itu, Moon Naeun dan keinginannya untuk mencapai garis finish tanpa seorang pun anggotanya yang terluka.
  80.  
  81.  
  82. Draft #5
  83. [center]KELOMPOK B1
  84. Jarak: _
  85. Pemain urutan ke: 1
  86. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  87.  
  88. Ada yang sudah jatuhkah?
  89.  
  90. Menatap khawatir. Sembari menstabilkan posisi tubuhnya sendiri, fokusnya teralih sepenuhnya pada dimana ketiga sosok satu timnya berada. Ini hanya sekadar permainan, dimana wajar jika terdapat pihak yang menang serta kalah. Berusaha merupakan salah satu cara yang harus dilakukan, namun Moon Naeun bukanlah seorang gadis yang berusaha dengan cara menyodok lawannya menggunakan sikut, atau meneriakkan salah satu anggotanya yang terjatuh untuk tetap bangkit di samping luka yang didapati anggotanya tanpa perasaan empati tersalur sama sekali.
  91.  
  92. Priotitas utamanya, tentu berputar di antara keselamatan dan bersenang-senang. Tak jadi menyenangkan rasanya kalau kau mengikuti semua perlombaan ini dengan berat hati atau keterpaksaan. Yang membuatnya kembali berpikir karena kalimat kedua, dengan satu tungkai mengambil langkah sementara yang lain menjejak, menyeimbangkan, alasannya untuk mengikuti perlombaan ini juga—apa?
  93.  
  94. Sebuah pertanyaan untuk dipikirkan.
  95.  
  96. Membuang waktu selama tugas kuliahnya tak akan kembali tersedia di atas meja belajarnya, atau menyisakan kesenangan tersendiri di sela padatnya latihan trainee yang meski liburan musim panas pun tetaplah berlangsung.
  97.  
  98. Begitu?
  99.  
  100.  
  101. Draft #6
  102. [center]KELOMPOK B1
  103. Jarak: _
  104. Pemain urutan ke: 1
  105. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  106.  
  107. Ia memang sempat menduga, bahwa cukup banyak orang yang akan bersemangat betul untuk mengikuti perlombaan seperti ini. Mengingat perlombaan kala Halloween tahun lalu yang juga pernah diikutinya, tidak mengherankan.
  108.  
  109. Bahkan hadiahnya, apa tadi, Naeun?
  110.  
  111. Melupakan, karena memang pada dasarnya, bukan hadiah yang diincarnya, maka tidak begitu didengarkannya benda yang disediakan untuk tim yang akan keluar sebagai pemenang. Dan katakanlah ini kali keduanya mengikuti sebuah perlombaan selain daripada acara Halloween sebelumnya. Mengingat dengan pasti kala perlombaan tersebut terjadi, timnya diserang habis-habisan oleh tim lawannya tanpa belas kasih sama sekali.
  112.  
  113. Maka kali ketiga melakukannya lain kali, Naeun bisa kapok.
  114.  
  115. Yang menakutkan juga, adalah sosoknya yang kemungkinan besar pun akan menyusul nasib-nasib malang yang sudah kepalang lelah hanya dengan mencoba mengambil langkah seperti ini. Padahal tubuhnya belum lama digerakkan serta untuk menyeret langkah, sembari tetap menjaga keseimbangan dengan meletakkan tangan pada Minhwa-ssi untuk menyelaraskan.
  116.  
  117. Kedua manik sewarna cokelatnya berpendar, hanya untuk melihat beberapa sosok tim lawan juga mulai mengalami kemajuan yang signifikan.
  118.  
  119. Mm, mereka tetap harus berusaha.
  120.  
  121.  
  122. Draft #7
  123. [center]KELOMPOK B1
  124. Jarak: _
  125. Pemain urutan ke: 1
  126. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  127.  
  128. Dalam kasus dimana salah seorang dari anggota timnya tak dapat menahan beban pada tubuhnya sendiri dan terjatuh karenanya, mengakibatkan deret efek berantai pada yang lain di samping kiri ataupun kanan, lalu hingga bagian ujung sepertinya dan Joowon-ssi, disitu, titik yang dirasakan sedikit menyebalkan. Bukan maksudnya menyalahkan siapa yang melakukan kesalahan tersebut lebih dulu, tentu saja, karena Naeun sendiri bisa menjadi satu di antaranya yang menjadi penyebab.
  129.  
  130. Sisi menyebalkan yang dirasakannya, mungkin juga ditambah dengan faktor dimana cuaca saat itu, di samping cerah, cukup panas hingga membuat keningnya basah dengan keringat. Beberapa di antaranya bahkan mengalir di sisi wajah hingga mencapai dagu. Menarik nafas dalam-dalam, keputusan untuk mengikat rambutnya tidak salah ternyata, itu pun setelah diingatkan Benji [i]oppa[/i] mengenainya.
  131.  
  132. "Berjuang, semuanya. Kita pasti bisa."
  133.  
  134. Retoris, namun tetap saja diucapkan.
  135.  
  136. Di sela masih berusaha memberikan dukungan, tangannya yang terhubung dengan pundak Minhwa-ssi di sebelahnya sedikit dikuatkan genggamannya karena dirasakan hampir terlepas. Menjilat bibir, mengecap kering di sana, Naeun kembali mengambil langkah.
  137.  
  138.  
  139. Draft #8
  140. [center]KELOMPOK B1
  141. Jarak: _
  142. Pemain urutan ke: 1
  143. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  144.  
  145. Mereka ulang event tahun lalu yang diikutinya, memang Naeun tak perlu merasa ketakutan yang melanda tiap kali lawannya melemparkan balon berisi cat terhadap timnya hingga satu per satu mulai berguguran karenanya. Namun tetap, ada sebuah pemikiran yang dengan waswas meliputi benaknya, rasa panik yang silih berganti kembali muncul tanpa dapat dihentikan dengan selayaknya, membuat gumpalan ludah begitu sulit ditelan ketika bahkan kedua tungkainya masih sibuk menjalin langkah.
  146.  
  147. Tak ada jaminan bahwa tim lawan pun tak akan melakukan kecurangan kecil. Jarak di antara kedua tim cukup untuk sekadar menjulurkan tangan dan mendorong orang di samping, ataupun menjulurkan kaki untuk memberi sandungan yang menghambat. Sekali lagi, mungkin karena acara reality show bernamakan running man ditontonnya selama liburan musim panas ini, untuk mendapatkan Lee Kwangsoo-ssi dan segala macam ide liciknya untuk menghalau kinerja lawan.
  148.  
  149. Jujur saja, dara Moon itu sendiri sudah mulai tergoda untuk menirukannya.
  150.  
  151. Tapi tidak boleh. Siapa yang akan memulai akan mendapatkan kualatnya sendiri nanti.
  152.  
  153.  
  154. Draft #9
  155. [center]KELOMPOK B1
  156. Jarak: _
  157. Pemain urutan ke: 1
  158. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  159.  
  160. "Tinggal sedikit lagi, hwaiting!"
  161.  
  162. Meskipun dari posisinya saat itu, Moon Naeun masih tak dapat melihat garis finish yang ditentukan dengan cukup jelas. Pertanyaan seputar berapa langkah lagi yang perlu mereka ambil tercetus di dalam benak namun diurungkan untuk diutarakan. Memperhatikan bagaimana timnya sendiri mulai terlihat kepayahan karenanya, Naeun kembali berpikir ulang untuk kian memperburuk suasana. Berjengit terhadap rasa panas yang kembali membakar punggungnya, gatal rasanya untuk segera mengganti baju dan bermandikan shower dingin.
  163.  
  164. Permukaan tangannya yang tak tertutupi kain baju cukup licin untuk digenggam karena kalenjar keringat yang dipaksa bekerja dengan kemampuan maksimalnya, Agustus di Korea tidak pernah berakhir menyenangkan, sederhananya—juga karena dia tak pernah menikmati hawa panas maupun dingin itu sendiri.
  165.  
  166. Ah ya, Naeun bersyukur kok, karena event ini juga tak diadakan di pertengahan Desember menuju Januari. Kalau tidak, alih-alih merasakan pandangannya kian terasa kabur karena panas yang membakar ujung kepala, ada embun dingin yang tercipta di antara kedua bibirnya dan merinding menahan dingin.
  167.  
  168. Hng, cepat selesai saja, semoga?
  169.  
  170.  
  171. Draft #10
  172. [center]KELOMPOK B1
  173. Jarak: _
  174. Pemain urutan ke: 1
  175. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  176.  
  177. Tahu batas diri sendiri, Naeun memilih untuk diam kali ini. Mendapati untuk mencoba membuka mulut dan mengutarakan kata dukungan pada teman satu kelompoknya saja terasa begitu sulit dan membuang-buang tenaga yang sudah tersisa kurang dari setengah dari tubuhnya, lebih baik tidak usah mencari masalah jika tidak ingin berakhir terkapar tak sadarkan diri dan membuat timnya benar-benar kalah karenanya. Ini kali pertamanya menghabiskan waktu di luar zona nyamannya, dan bahkan—tepat di bawah sinar matahari.
  178.  
  179. Mengeluh, sudah pasti tidak mungkin.
  180.  
  181. Tapi menghela nafas, menggambarkan berbagai macam bentuk perasaan yang dirasakannya saat itu, adalah hal yang dilakukannya kini. Dapat dirasakan langkahnya sendiri mulai melambat, meskipun yang memberatkan bukanlah borgol berantai terhubung dengan pergelangan kakinya, namun kaki yang saling terhubung. Diandaikan ada sebuah alat tajam di sakunya, Moon Naeun sudah berkeinginan cukup besar untuk memotong tali yang mengikat kakinya dengan kaki Minhwa-ssi pastinya.
  182.  
  183. Ah, apa yang dipikirkannya?
  184.  
  185. Sudah mulai kalah dengan pancaran radiasi di atasmu, eh, Naeun?
  186.  
  187.  
  188. Draft #11
  189. [center]KELOMPOK B1
  190. Jarak: _
  191. Pemain urutan ke: 1
  192. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  193.  
  194. Mengingat pada waktu seperti ini, Naeun mungkin sedang berada di balik nyamannya kasur dan sebuah laptop terbuka di hadapannya, entah menonton drama terbaru yang sedang diikutinya ataupun sekadar mencari cara membuat gelang model terbaru yang bahan dasarnya terbuat dari wol, tali khusus atau kain. Atau mungkin mengajak Seoyul maupun Jieun [i]eonni[/i] menghabiskan waktu di luar, berjalan-jalan sekaligus mengunjungi cafe terbaru yang tidak pernah dikunjungi.
  195.  
  196. Semua, kecuali menggerakkan kaki, berusaha menyeret langkah mencapai garis finish yang hanya tinggal beberapa meter jauhnya namun rasanya begitu lama untuk dijangkau. Menarik nafas dalam-dalam, Naeun menyeka bulir keringat yang sempat tersasar mengalir menuju kelopak matanya.
  197.  
  198. Mengerjap, baru disadarinya langkah kelompok B satu miliknya yang mulai terlihat lebih lancar dibandingkan dengan kali pertama mereka mencoba untuk mengambil langkah bersama-sama, sudah mulai terbiasa dengan pola yang sama. Maju, satu, pelan-pelan, maju lagi dengan pasti, selalu diingatkannya dalam benak sendiri pula untuk melakukan hal tersebut dan tak mengakibatkan dirinya sendiri turut jatuh karena keceborohan belaka.
  199.  
  200. Semangat.
  201.  
  202. Setelah ini, mereka bisa beristirahat.
  203.  
  204.  
  205. Draft #12
  206. [center]KELOMPOK B1
  207. Jarak: _
  208. Pemain urutan ke: 1
  209. DK: [roll]1d3[/roll] || DJ: [roll]1d3+2[/roll][/center]
  210.  
  211. Ah. Benar-benar, hanya tinggal sedikit lagi.
  212.  
  213. Menggembungkan pipi, Moon naeun berusaha menarik langkah baru kembali, selalu dengan tekad kecil di dalam benak untuk tak melakukan kesalahan. Kikuk cara berjalannya pasti, dengan otot motoriknya yang dalam kondisi normal saja dapat jatuh tanpa sebab apapun dengan bodohnya, namun menjaga image bukanlah suatu hal yang hendak dilakukan dalam perlombaan seperti ini bukan?
  214.  
  215. Tidak pada saat timnya dapat memenangkan pertandingan ini kelak. Masih ada tahapan lain selain daripada berjalan dengan kaki terikat, yang dapat dipikirkan untuk nantinya selama yang satu ini sudah dilewati terlebih dulu.
  216.  
  217. Lagipula, hm, sembari menyeka peluh yang lagi-lagi menghalangi pandangan dan menggenggam ujung baju untuk menguatkan niat, jerih payah mereka ini akan terbalas nantinya.
  218.  
  219. Yakini saja.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement