Advertisement
Luminisca

Mondaiji Jilid 3 Prolog

May 23rd, 2014
405
0
Never
Not a member of Pastebin yet? Sign Up, it unlocks many cool features!
text 6.72 KB | None | 0 0
  1. Prolog
  2.  
  3. Adalah hal yang sangat jarang mendapati hari cerah di saat musim hujan.
  4.  
  5. Sakamaki Izayoi, sambil menikmati pagi di awal musim panas ini, menatap ke arah matahari dan bergumam:
  6.  
  7. “Eh? Bintik Matahari? Jadi matahari benar memasuki periode glasial?”
  8.  
  9. Filosofi Izayoi adalah “Langit tidak menciptakan seorang manusiapun yang lebih hebat daripada aku” dan sepertinya menyukai baik pemanasan global maupun pendinginan global.
  10.  
  11. Karena Izayoi sudah tidak memiliki kewajiban apa-apa di sekolah, dia sedang berfikir apakah dia sebaiknya tetap berbaring menghadap ke sungai sambil merenung. Tapi di mata orang lain, ini adalah kegiatan yang memalukan. Kalau seseorang yang mengenalnya melihatnya seperti ini, dia pasti akan ditertawakan.
  12.  
  13. “Ahhh tidak adakah hal yang menarik......”
  14.  
  15. Izayoi menurunkan headphone-nya dan mendengarkan hal suara-suara dari sisi lain. Sekelompok berandalan, mengenakan jubah panjang dengan tulisan “Semangat bertarung” tertulis di sana, sedang riuh dan di tengahnya, mereka mengelilingi seorang anak laki-laki yang sedang menangis dan memaksanya untuk membungkuk meminta maaf pada mereka.
  16.  
  17. “Oii Oii, parah nih. Bocah ini nangis beneran! Payah; lempar aja ke sungai yuk, biar bersih.”
  18.  
  19. “Hha, karena kita akan bersihin dia, sekalian aja telanjangin kalo gitu!”
  20.  
  21. “Hiiiiiiii........!”
  22.  
  23. Anak laki-laki itu gemetaran karena rasa takut yang amat sangat sampai dia meringkuk seperti sebuah bola. Sakamaki Izayoi kemudian berdiri dengan pelan dan mengarahkan pandangannya ke sekelompok berandalan itu yang sekarang sedang menendang dan memukuli si anak laki-laki.
  24.  
  25. “Ahhh...bosan....Aku SANGAT BOSAN AKU INGIN MELEDAK! KALAU AKU BISA MENJUAL KEBOSANANKU! AKU PASTI BISA MENGUMPULKAN BANYAK UANG! HEI ORANG BODOH TAK BEROTAK! BAGAIMANA KALAU BEGINI? KALIAN HIBUR AKU SEDIKIT DAN AKU AKAN MEMBERI KALIAN PERJALANAN KE RUMAH SAKIT SEBAGAI UCAPAN TERIMA KASIH!?”
  26.  
  27. “Hei! Cepat buka pakaian dan lompat ke air!”
  28.  
  29. “Ikat juga tangannya! Asal kakinya bisa gerak dia gak akan tenggelam!”
  30.  
  31. Sesuai dugaan tidak ada satupun dari para berandalan yang membalas kata-kata Izayoi, karena dia tidak benar-benar berteriak melainkan hanya mengatakan semua hal itu dengan suara yang cuma bisa didengar orang yang ada di dekatnya.
  32.  
  33. Jadi tentu saja, tidak ada satupun kata-kata Izayoi yang terdengar dan semua yang dikatakannya terbang dibawa angin. Saat ini, anak laki-laki itu sedang dihajar dan wajahnya penuh dengan lumpur, air mata dan ingus. Sangat tidak enak dipandang.
  34.  
  35. “..................”
  36.  
  37. Izayoi berdiri tanpa bersuara.
  38.  
  39. Dia mengambil dua atau tiga batu di dekatnya dan melemparnya sambil berteriak.
  40.  
  41. “BIARKAN AKU BERGABUNGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGGG!!!!!!!!!!!!!!!”
  42.  
  43. Seluruh tepian sungai meledak saat batu itu menghantam tanah. Ini bukan kiasan, tidak memerlukan pembetulan.
  44.  
  45. Seperti apa yang sudah dijelaskan, batu itu melayang dengan kecepatan kosmik ketiga, dan dengan suara keras dan awan debu yang besar menghantam baik para berandalan, anak laki-laki, maupun tepian sungai.
  46.  
  47. “Waaaaaaa!!!”
  48.  
  49. “I...Itu Sakamaki Izayoi! Semuanya kabur!”
  50.  
  51. “To...Tolong aku...”
  52.  
  53. “Hei! Aku akan melempar lagi!”
  54.  
  55. Meski Izayoi tersenyum lebar, setiap kali dia melempar batu, sebuah retakan akan terbentuk. Pemandangannya seolah seperti serangan dari udara. Menghadapi lawan yang begitu kuat, baik si pengganggu maupun yang diganggu, kabur ketakutan.
  56.  
  57. Untuk menghindari kebingungan, Izayoi tidak melakukan hal ini untuk membantu anak laki-laki yang sedang diganggu.
  58.  
  59. Hal itu disebabkan oleh filosofi pribadi Izayoi “Menindas dan mengontrol baik yang kuat maupun yang lemah.”
  60.  
  61. “Ahahahahahaha! Menyedihkan! Benar benar menyedihkan! Kalian semua cuma menggonggong tapi tidak menggigit!”
  62.  
  63. Sakamaki Izayoi memegangi perutnya dan menertawakan orang-orang yang kabur ketakutan darinya. Dia tertawa dan berguling atau memukulkan tinjunya ke tanah.
  64.  
  65. Tidak lama kemudian, di daerah itu yang terdengar hanyalah suara tawa Izayoi dan saat dia berhenti, daerah itu segera menjadi sunyi.
  66.  
  67. Tak lama kemudian, kesunyian itu melingkupi seluruh sungai dan tidak ada pergerakan manusia sama sekali. Pada saat ini, para gadis seumuran Izayoi pasti sedang istirahat makan siang, saat Izayoi berdiri di sini, terdiam.
  68.  
  69. “.....Benar-benar membosankan!”
  70.  
  71. Akhirnya Izayoi mengatakan isi hatinya yang sesungguhnya.
  72.  
  73. Meskipun reaksi dari para berandalan dan anak laki-laki yang diganggu cukup menggelikan, tapi baginya tidak cukup menarik.
  74.  
  75. “......Hm?”
  76.  
  77. Wuush. Di waktu bersamaan dia mulai bergerak, sebuah angin kuat dari samping mulai bertiup. Sebuah surat yang masih tersegel terbang ditiup angin, dan sesudah mengikuti lajur yang sangat tidak alami, ia mencapai tas Izayoi seperti benang yang masuk ke lubang jarum.
  78.  
  79. “....Apa-apaan barusan?”
  80.  
  81. Dia mengambil surat misterius itu.
  82.  
  83. Nama penerima yang tertulis dengan rapi di amplopnya berbunyi: “Kepada Yth. Sakamaki Izayoi”
  84.  
  85. Saat Izayoi melihat ke sekelilingnya, tidak ada satu orang pun yang ada di sana.
  86.  
  87. “Wow, luar biasa. Apa ini artinya yang mengirim adalah ahli melemparkan surat?”
  88.  
  89. Izayoi tersenyum dan memutuskan untuk membuka isi surat itu.
  90.  
  91. Tapi pada saat itu, hp Izayoi berdering karenanya ia meletakkan surat itu di tas dan mengecek hp-nya.
  92.  
  93. [Yaho~ Iza-nii-chan, bolos sekolah lagi? Seenggaknya telepon ke Rumah Keluarga Canaria, para guru sangat marah lho.]
  94.  
  95. [Benarkah? Maaf kalau gitu. Mungkin lain waktu, mereka akan mengeluarkanku dari sekolah.]
  96.  
  97. [Apa kau baik-baik saja?]
  98.  
  99. [Ah. Golden Canary mati. Jadi aku sudah tidak punya alasan untuk masuk SMA.]
  100.  
  101. [Begitu ya. Yah, mau bagaimana lagi. Meski kurasa akan mengejutkan kalau Iza-nii-chan benar-benar pergi ke sekolah karena keinginannya sendiri.]
  102.  
  103. “Oh, benarkah?” Izayoi tertawa.
  104.  
  105. [Oh iya, sebenarnya, seseorang yang berpakaian seperti seorang pengacara datang ke Rumah Keluarga Canaria. Dia bahkan bermaksud memberikan wasiat Golden Canary untuk Iza-nii-chan.]
  106.  
  107. “Wasiat? Wasiat Golden Canary?”
  108.  
  109. Izayoi mengerutkan dahi. Bahkan sampai saat kematian Golden Canary, Izayoi tidak pernah mendengar akan adanya wasiat.
  110.  
  111. [Aku juga merasa ada yang aneh, tapi tanda tangan yang ada benar-benar milik Golden Canary-sensei! Dan pengacara itu mengatakan kalau dia harus menyerahkannya padamu, jadi apakah kita sebaiknya pergi ke Rumah Keluarga Canaria bersama-sama?]
  112.  
  113. “Hmmm... yah, kurasa kita harus melihatnya. Dan katakan pada Homura kalau headsetnya cukup memuaskan.”
  114.  
  115. Pi---panggilan terputus.
  116.  
  117. Izayoi merenggangkan tubuhnya sambil menatap ke langit yang kelabu.
  118.  
  119. ---Besok dan hari-hari berikutnya, adalah hari libur Golden Week. Karena tidak alasan untuk tetap tinggal di sekolah, tidak ada hari libur yang berturutan. Dari satu sisi, ini adalah salah satu kebiasaan orang jepang yang lebih santai.
Advertisement
Add Comment
Please, Sign In to add comment
Advertisement